Angels Blog
Welcome To Uwie Blog....
Sabtu, 13 November 2010
IDola dan kekasih
Apartement tinggi ini tetap berdiri kokoh ketika tubuh kekarmu menindih
tubuhku dengan angkuhnya. Apartement ini dengan kuatnya menancap kedasar
bumi seperti kamu dengan sekuat tenaga membobol bagian belakang
tubuhku. Dekapanmu yang erat seolah tak ingin melepaskanku. Nafas
gairahmu terasa hangat dibelakang leherku. Lolonganku yang panjang
membuat bekas cengkaraman tangan dipundak kokohmu. Kita tidak
menginginkan malam bergulir tergantikan pagi. Kita tidak ingin melihat
cahaya bintang dan bulan ditenggelamkan sinar matahari. Malam ini milik
kita berdua. Aku dan kamu. Lelaki idola dan kekasihku. Lima finalis
idola nusantara dari wilayah timur telah terpilih. Arro salah satunya.
Menumpang gerbong ekonomi, Arro berangkat ke ibukota. Satu-satunya
jembatan yang bisa menghubungkan mimpi menjadi nyata. Ada bangga yang
aku tinggalkan. Ada mimpi yang aku ingin wujudkan.Jarum jam belum lama
meninggalkan angka sepuluh. Suasana ramai menyapaku ketika memasuki
ruangan audisi. Dendangan lagu-lagu popular terdengar, menambah ramai
suasana. Pandangan mataku menyapu bersih deretan kursi, melihat apa
masih ada kursi yang kosong. Tersisa dua kursi. Baris kelima dari depan.
Aku berjalan, mencari celah diantara kursi-kursi yang sudah diduduki.
Akupun duduk dengan diam.Tidak terlalu lama, datang pemuda berperawakan
tinggi besar. Hidungnya mancung. Wajahnya begitu rupawan. Diatas matanya
yang menawan terdapat alis yang tebal. “Maaf. Kursi ini kosong?” tanya
dia.Ketajaman tatapannya membuat bibirku membeku dan
kaku.“O……eee…….ee………kosong………..kosong…!”“Silakan!”Dia duduk seenaknya.
Beselonjor dan mengangkang. Memaksa mataku memandang turun. Ada yang
menonjol keras diantara selangkangannya. Dengan telapak tangannya yang
kuat, dia menjabat telapak tanganku yang lembut.“Dandy”“Arro”Setelah
perkenalan, kami sama-sama terdiam. Ada kebisuan diantara kami. Tapi
mataku yang mampu berbicara. Untuk melihat seluruh lekuk
tubuhnya.Tiba-tiba wajahnya yang rupawan menoleh padaku. Memburamkan
penglihatanku.“Kamu dari wilayah mana?”“Timur.”Jawabannya singkat tapi
meninggalkan kelembutan ditelinga Dandy. Bahkan terlalu lembut bagi
suara laki-laki.Wajah Arro mencerminkan ketampanan bercampur dengan
kecantikan. Hidung dan dagu menampakkan ketampanan. Bibir tipis dan bulu
mata yang lentik mempercantik wajahnya.“Aku dari wilayah barat,” kata
Dandy tanpa mau berpaling memandangku.Dandy memaksa mengusir kebisuan
dan berusaha mencairkan kebekuan bibirku. Obrolan kami terhenti. Para
juri terlihat berdiri didepan.“Sebelum audisi, kami bagi jadi dua
kelompok, barat dan timur,” kata seorang juri. Pembagian itu membuat
kami terpisah. “Aku kesana dulu ya……..”pamitnya sambil tersenyum.Dandy
berlalu meninggalkanku. Berjalan kesudut ruangan dan bergabung dengan
teman-temannya dari wilayah barat.Jarak memisahkan kami. Lewat jembatan
hati, kedua mata kami menyeberangi jarak itu. Hanya untuk saling beradu
pandang. Cintapun berpendar dari kedua pasang mata kami. Setelah babak
juri yang memilih, terpilh dua belas finalis untuk melaju kebabak sms
yang memilih. Masing-masing kelompok mewakilkan enam finalis. Semua
finalis akan hidup bersama dalam satu rumah, enam kamar selama tujuh
puluh lima hari. Dengan aturan satu kamar untuk dua finalis, berlainan
kelompok dan tidak boleh berlainan jenis. Undian telah dimulai dan
memilih Arro dengan Dandy tinggal dalam satu kamar. Cintapun mendatangi
kamar kami untuk merajut hati penghuninya. Selama tiga purnama, bulan
selalu menemani tiap show kami. Menerangi cinta kami sampai malam yang
kami nanti.Babak sms telah memilih Arro dan Dandy menjadi dua finalis
idola nusantara. Ada kebahagiaan terpancar dari kedua mata kami, tapi
tak mampu menutupi kesedihan nurani kami. Seminggu kami terpisahkan oleh
dinding-dinding kokoh dan pintu-pintu yang terkunci. Terjebak
kesunyian. Sepi. Sendiri dalam kamar. Panggung besar telah disiapkan.
Lampu-lampu sudah dinyalakan. Sorot kamera siap menyambut show kami.
Para juri datang untuk memberi komentar yang terakhir. Keluarga Arro dan
Dandy hadir, berbaur dengan Arroker’s dan Dandy-Dandy’s. Untuk
mendukung sang idola nusantara.Jutaan sms telah memilih Arro menjadi
idola nusantara tahun ini. Airmataku meluapkan kegembiraan dan menjalar
keseluruh Arroker’s yang hadir malam itu. Mimpi itu berubah wujud
menjadi kepopuleran, kesuksesan dan kekayaan. Malam grandfinal telah
usai. Perayaan kemenangan dikamar Arro baru dimulai. Ucapan selamat,
datang bagai angin malam yang menghembuskan hawa dingin dihati Arro.
Keluarga yang datangpun belum mampu menghangatkan.Kehangatan baru Arro
rasakan ketika tangan Dandy yang membentuk pelukan dan bibir Dandy yang
berucap selamat.“Selamat ya……Ro,” bisik Dandy. Bisikan yang
menghangatkan telingaku. Bisikan yang menggugah birahiku. Dia mengucap
kata janji untukku. Hadiah akan diberikan jika penghuni kamarku tinggal
mereka berdua. Hadiah yang terbungkus kekekaran dan kekuatan. Hadiah
tanpa pita. Hanya butuh gairah untuk membukanya. Hadiah yang memberiku
kegembiran abadi, kesenangan sejati dan kebahagiaan tiada henti.Malam
telah larut. Keluarga Arro pulang membawa kegembiraan. Meninggalkan
kebanggaannya. Para juripun berpamitan pulang meninggalkan kami berdua
dikamar tanpa kecurigaan. “Ini hadiah untukmu Ro……kejantananku milikmu
malam ini,” ucapmu menggoda.Dalam kamar yang dikelilingi dinding-dinding
moral. Terkuat dan terkokoh. Tapi kami mampu melubanginya dengan
tatapan, sentuhan, cumbuan dan cucuran keringat. Hingga kita robohkan
dinding-dinding moral itu dengan cairan lengket yang tersembur keluar
dari selangkangan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar