Angels Blog
Welcome To Uwie Blog....
Sabtu, 13 November 2010
Penyakit Menular Seksual
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SIFILIS
Penyakit Sifilis merupakan salah satu jenis Penyakit Menular Seksual (PMS). Penyakit Menular Seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.
PMS menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian. Buat kamu remaja perempuan perlu disadari bahwa resiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab alat reproduksimu lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.
Cara Penularan Sifilis:
Disebabkan oleh Treponema pallidium, yaitu sebuah spirochete (bakteri yang berbentuk spiral). Terjadi di seluruh dunia, terutama menyerang dewasa muda usia 20-35 tahun. lebih lazim terjadi di dacrah perkotaan. Baru-baru ini ada kenaikan jumlah kasus di beberapa negara industri yang dihubungkan dengan penggunaan narkoba dan pelacuran. Penularan terjadi melalui kontak langsung antara luka (yang bernanah atau yang membengkak) di kulit dengan selaput lendir atau dengan cairan tubuh (air mani, darah, cairan vagina) selama sanggama. Penularan bisa terjadi melalui tranfusi darah bila donor berada dalam tahap awal infeksi tersebut. Infeksi bisa ditularkan dari seorang ibu yang terinfeksi kepada bayinya yang belum lahir. Hal ini merupakan penyebab penting terjadinya kelahiran bayi yang meninggal di daerah daerah endermis.
Gejala sifilis
Tahap I (Sifilis Primer?)
•Terjadi 9 – 90 hari setelah terinfeksi
Timbul luka yang tidak nyeri di penis, bibir kemaluan atau leher rahim.
Tahap II (Sifilis Sekunder)
•Terjadi beberapa bulan setelah tahap pertama.
•Gejala berupa kelainan kulit bercak kemerahan tidak gatal terutama di telapak tangan dan kaki.
•Ada pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuh.
•Bisa juga berupa kutil di sekitar alat kelamin dan anus
Tahap III (Sifilis Laten)
•Tidak ada keluhan ataupun gejala, namun infeksi berlanjut menyerang alat-alat atau organ tubuh lainnya.
•Keadaan ini hanya dapat diketahui lewat pemeriksaan darah khusus sifilis.
Tahap IV (Sifilis Tersier)
•Timbul 5 – 30 tahun setelah tahap sekunder. Terdapat kerusakan alat-alat tubuh penting yang menetap pada otak, pembuluh darah dan jantung, serabut saraf dan sumsum tulang belakang.
Cara Mencegah
• Bagi kamu yang belum menikah, cara yang paling ampuh adalah tidak melakukan hubungan seksual
• Saling setia bagi pasangan yang sudah menikah
• Hindari hubungan seks yang tidak aman atau beresiko
• Selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan PMS
• Selalu menjaga kebersihan alat kelamin.
Setelah mengetahui segala hal tentang PMS, lebih baik kamu mulai berpikir lagi untuk melakukan seks yang tidak sehat dan tidak bersih. Atau berpikirlah ratusan ribu kali lagi untuk main-main dengan alat kelamin.
KONDOM
Kondom adalah alat paling efektif (jika dipakai secara benar) untuk mencegah penularan penyakit, termasuk HIV/AIDS, selain menjadi alat pencegah kehamilan. Anjuran agar mereka yang sering berganti pasangan untuk memakai kondom sebagai pencegah infeksi penyakit ternyata tidak mempan. Hasil penelitian menunjukkan, orang Indonesia golongan berisiko tinggi yang bersedia memakai kondom ternyata tidak sampai 10 persen.
Walaupun banyak bukti yang mendukung efektivitas kondom, di Indonesia penggunaan kondom masih rendah. Menurut hasil survei demografi kesehatan Indonesia tahun 2003, penggunaan kondom pada pasangan usia subur di Indonesia masih sangat rendah, 0,9 persen. Padahal, diperkirakan ada 7-10 juta laki-laki yang melakukan hubungan seks di luar nikah dan hanya kurang dari 10 persen yang mau menggunakan kondom.
Mereka beralasan, pasangan kencannya secara rutin mendapat pemeriksaan kesehatan sehingga mereka merasa aman. Alasan lain, rendahnya pengetahuan mengenai penggunaan kondom serta ketidaktersediaan kondom di banyak tempat.
Kondom lateks sudah terbukti sebagai alat paling efektif dan murah untuk mencegah penularan infeksi menular seksual (IMS). Beberapa studi sudah membuktikan hal ini, di antaranya studi klinik terhadap orang yang terinfeksi HIV dengan pasangannya yang tidak terinfeksi (discordant couple). Pada 124 pasangan yang memakai kondom lateks secara konsisten, tidak ada yang terinfeksi HIV. Sedangkan 121 orang yang memakai kondom secara tak konsisten, 12 orang (10 persen) partner yang tidak terinfeksi HIV menjadi terinfeksi. Studi lain di Amerika juga menunjukkan, pemakaian kondom secara benar dan konsisten mencegah penularan sampai 85 persen.
Kondom lateks juga bisa membantu menurunkan risiko terjadinya kanker cervical (leher rahim) pada perempuan. Ini sudah teruji pada studi yang pernah menemukan bahwa laki-laki yang tidak menggunakan kondom membawa virus HPV (Human Papillomavirus) yang bisa menyebabkan kanker leher rahim pada perempuan.
Kondom yang dirancang khusus untuk wanita terbukti disukai para pekerja seks Kamboja.Tahun lalu, kondom tersebut diperkenalkan oleh sebuah lembaga swadaya masyarakat untuk memerangi penyebaran virus HIV/AIDS. Kondom ini dijual dengan harga 100 riel (0,02 dolar), dua kali lebih mahal dari kondom laki-laki yang harganya 50 riel.
SEKILAS INFO
Ilmuwan Brazil Ciptakan Kondom "Ramah Lingkungan"
Para ilmuwan Brazil mendapatkan acungan jempol karena menciptakan kondom ramah lingkungan yang dibuat dari karet alam. Karet tersebut didapatkan dari pohon-pohon di hutan lindung Amazon, dimana pemerintah berencana mendirikan sebuah pabrik di sana. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Institut Teknologi Nasional (INT) dan Universitas Rio de Janeiro, telah dihasilkan prototipe kondom ramah lingkungan yang lolos pengontrolan kualitas secara gemilang.
Kondom tersebut dibuat dari karet alam yang diambil dari hutan lindung Chico Mendes. Karena bahan bakunya berasal dari dalam negeri, maka produksi kondom jenis ini nantinya diharapkan akan mengurangi impor kondom dari negara lain. Hal ini juga bakal meringankan pengeluaran pemerintah untuk dana kesehatan karena saat ini pemerintah Brazil membagikan sekitar 600 juta kondom tiap tahun pada masyarakatnya. Sayang sekali tidak dijelaskan sejauh mana kondom ini ramah lingkungan, selain bahwa ia dihasilkan dari pohon yang ada di hutan lindung
KLAMIDIA
Penyakit Klamidia tergolong dalam infeksi menular seksual (IMS) pada manusia yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Istilah infeksi Klamidia dapat juga merujuk kepada infeksi yang disebabkan oleh setiap jenis bakteri dari keluarga Chlamydiaceae. C. trachomatis hanya ditemukan pada manusia. dapat merusak alat reproduksi manusia dan penyakit mata. Penyakit ini adalah merupakan salah satu IMS yang paling umum di seluruh dunia – yang diperkirakan sekitar 2,3 juta orang di Amerika Serikat yang terinfeksi Klamidia.
C. trachomatis dapat ditemukan tinggal di dalam sel manusia. Klamidia dapat ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral, dan dan dapat mengakibatkan bayi tertular dari ibunya selama masa persalinan. Antara setengah dan tiga perempat dari semua wanita yang mengidap Klamidia pada leher rahim (cervicitis) tidak memiliki gejala dan tidak tahu bahwa mereka terinfeksi. Pada pria, infeksi terjadi pada saluran kencing (urethritis) gejalanya : keluarnya putih dari penis dengan atau tanpa rasa sakit pada kencing (dysuria) dan menyebabkan peradangan pada daerah pernyimpanan dan kantung sperma (epididymitis). Gejala yang kadang muncul pada wanita yaitu rasa panas terbakar pada pinggul. Jika Tanpa perawatan, Klamidia dapat menyebabkan infeksi serius reproduksi dan masalah-masalah kesehatan lainnya dengan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Klamidia mudah diobati dengan antibiotik. Pada wanita, klamidia dapat menyebabkan Penyakit Radang Panggul (PRP) yang berakibat wanita tersebut menjadi mandul (tidak dapat mempunyai anak).
Manifestasi klinis dari uretritis kadang sulit dibedakan dengan gonore dan termasuk adanya discharge mukopurulen dalam jumlah sedikit atau sedang, gatal pada uretra dan rasa panas ketika buang air kecil. Infeksi tanpa gejala bisa ditemukan pada 1 – 25 % pria dengan aktivitas seksual aktif. Komplikasi dan gejala sisa mungkin terjadi dari infeksi uretra pada pria berupa epididimitis, infertilitas dan sindroma Reiter. Pada pria homoseksual, hubungan seks anorektal bisa menyebabkan proktitis klamidia.
Gejala-gejala klamidia / symptoms for chlamydia
1. Penyakit kelamin
Infeksi klamidia pada leher rahim (cervicitis) adalah penyakit menular seksual yang asimtomatik (tidak bergejala) pada sekitar 50-70% wanita yang terinfeksi dengan penyakit ini. Infeksi dapat ditularkan melalui vagina, anal, ataupun oral. Mereka yang mengalami asimtomatik ini kira-kira setengahnya akan mengembangkan Penyakit Radang Panggul (PRP), istilah umum untuk infeksi rahim, saluran tuba, dan / atau ovarium. PRP dapat menyebabkan munculnya jaringan parut di dalam organ-organ reproduksi, yang kemudian dapat menimbulkan komplikasi serius, termasuk nyeri panggul kronis, kesulitan menjadi hamil, ektopik (tuba) kehamilan, dan komplikasi pada kehamilan lainnya yang berbahaya. Chlamydia menyebabkan 250.000 sampai 500.000 kasus PID setiap tahun di Amerika Serikat. Wanita yang terinfeksi dengan klamidia adalah hingga lima kali lebih mungkin terinfeksi HIV, jika terkena.
Chlamydia dikenal sebagai “Silent Epidemi” karena pada wanita, hal itu mungkin tidak menimbulkan gejala pada 75% kasus, dan dapat tidak terdeteksi selama berbulan-bulan atau tahunan sebelum ditemukan. Gejala yang mungkin terjadi termasuk: perdarahan yang tidak biasa atau cairan vagina, rasa sakit di perut, nyeri saat hubungan seksual (dispareunia), demam, nyeri buang air kecil dan dorongan untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya.
Pada pria, Chlamydia menunjukkan gejala infeksi uretritis (radang uretra) di sekitar 50% dari kasus. Gejala yang mungkin terjadi meliputi: nyeri atau rasa panas ketika buang air kecil, kotoran yang tidak biasa dari penis, testikel bengkak atau lembut, dan demam. Cairan yang keluar/menetes atau purulent exudate, umumnya kurang kental dan lebih ringan dalam warna dibanding pada kasus gonore. Jika tidak diobati, Chlamydia pada laki-laki mungkin akan menyebar ke testis menyebabkan epididimitis, yang dalam kasus yang jarang terjadi dapat menyebabkan kemandulan jika tidak dirawat dalam jangka waktu 6 sampai 8 minggu. Chlamydia menyebabkan lebih dari 250.000 kasus epididimitis di Amerika Serikat setiap tahun. Chlamydia juga merupakan penyebab potensial prostatitis (peradangan pada kelenjar prostat) pada pria, meskipun relevansinya dalam hal ini masih sulit dipastikan karena ada kemungkinan kontaminasi dari uretritis.
2. Penyakit Mata
3. Kondisi Rheumatological
4. Infeksi Perinatal
5. Kondisi lain
Chlamydia trachomatis juga merupakan penyebab lymphogranuloma venereum, infeksi kelenjar getah bening dan limfatik. Biasanya ditunjukkan dengan ulserasi genital dan pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, tapi mungkin juga muncul sebagai proktitis (radang anus), demam atau pembengkakan kelenjar getah bening di wilayah lain dari tubuh.
Diagnosis
Bagi wanita aktif seksual yang tidak hamil, skrining dianjurkan pada mereka yang berusia di bawah 25 tahun dan wanita lainnya yang beresiko terinfeksi. Faktor risiko mencakup sejarah klamidia atau infeksi menular seksual lainnya, memiliki mitra seksual baru atau banyak mitra seksual, dan penggunaan kondom yang tidak konsisten. Para ahli masih belum menemukan kesepakatan universal apakah screening penting untuk laki-laki.
Diagnosis terhadap infeksi-infeksi klamidia genital berkembang pesat dari tahun 1990-an sampai 2006. Nucleic acid amplification tests (NAAT), seperti pada polymerase chain reaction (PCR), transcription mediated amplification (TMA), dan DNA strand displacement amplification (SDA) sekarang menjadi tes-tes andalan. NAAT untuk klamidia dapat dilakukan dengan mengambil sampel spesimen yang dikumpulkan dari leher rahim (perempuan) atau uretra (laki-laki).
Pengobatan
Infeksi C. trachomatis dapat disembuhkan dengan antibiotik secara efektif setelah terdeteksi. Centers for Disease Control (CDC – US) menyediakan pedoman untuk perawatan berikut:
* Azitromisin 1 gram oral sebagai dosis tunggal, atau
* Doxycycline 100 mg dua kali sehari selama tujuh hingga empat belas hari.
* Tetrasiklin
* Eritromisin
GONORE
Definisi:
Gonore atau Kencing Nanah adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang berlangsung dalam tempo singkat (akut). Penyakit ini disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae, yakni kuman berbentuk mirip kopi (diplococcus).
Penularan:
Gonore ditularkan melalui hubungan seksual, termasuk lewat anal (dubur) dan oral (mulut).
Jadi bila seorang pria mengatakan kepada pasangannya bahwa ketularan saat kencing di toilet tempat umum atau melalui handuk temannya, bohong tuh.
Alasan tersering para penderita datang ke PSK sehingga terjangkit Gonore, katanya sih karena diajak teman-nya. Hampir selalu begitu, betul tidaknya belum ada penelitian.
GEJALA dan TANDA
Gonore pada Pria.
Seorang pria dapat tertular melalui hubungan (seksual) dengan wanita penderita gonore (coitus suspektus). Masa tunas berlangsung antara 2-10 hari dengan rata-rata 3 hari.
Gejala uretritis (gonore):
• Nyeri waktu kencing, terutama saat awal kencing.
• Permukaan saluran kencing bawah (orifisium uretra) membengkak (oedema) dan kemerahan (eritematus).
• Keluar cairan (sekret) nanah (purulen) dari saluran kencing.
Penulis pernah menemukan (di praktek) penderita termuda 16 tahun dengan nanah yang menetes-netes, kuning kehijauan dan berjalan seperti orang disunat. Adapun penderita tertua usia sekitar 60 tahun (hebat ya).
Komplikasi atau penyulit pada gonore pria, antara lain:
• Infeksi kelenjar cowperi (cowperitis), kelenjar di bawah saluran kencing pangkal penis.
• Infeksi prostat (prostatitis), kelenjar di bagian paling ujung saluran kencing berbatasan dengan kandung kemih.
• Infeksi kelenjar epidedimis (epididimitis), dan lain-lain.
Gonore pada Wanita.
Pada umumnya penderita gonore wanita tidak menimbulkan gejala, disebut asimtomatis. Paling sering mengenai leher rahim (serviks), dengan gejala keputihan. Jika mengenai saluran kencing, maka dapat terjadi keluhan nyeri kencing (disuri) ringan, dan dapat juga mengenai kandung kemih, ditandai dengan sering kencing (jawa: anyang-anyangen), nyeri perut bagian bawah dan adakalanya nampak darah bersamaan dengan kencing (hematuri)
Komplikasi atau penyulit pada gonore wanita, antara lain:
• Infeksi kelenjar Bartolin (bartolinitis), kelenjar di seputar bibir kemaluan. Rasanya amat nyeri, so si penderita jadi sulit jalan. Terjadi pembengkakan di bibir luar vagina (labium mayus), bisa bernanah, timbul abses dan jika sampai pecah, duhhh, bisa menimbulkan krowok (ulkus)
• Infeksi jaringan pelvis ( Pelvic Inflamatory Diseases), radang rahim, indung telur dan sekitarnya.
Ditandai dengan rasa nyeri saat menstruasi, saat berhubungan intim, dan umumnya menampakkan gejala ringan, sehingga kurang begitu diperhatikan.
Gonore di luar genital (ekstra genital)
• Gonore rongga mulut (oropharyngeal gonore), sebagai akibat oral seks. tandanya mirip radang tenggorokan.
• Gonore rektum (proktitis gonore), yakni infeksi gonore di rongga rektum (bagian dalam anus), sebagai akibat hubungan intim lewat anus. (ceritakan rasanya dong)
• Gonore mata (gonoblenore), diderita bayi baru lahir karena si ibu menderita gonore. Penularannya saat persalinan. Beberapa hari setelah melahirkan, mata si bayi membengkak, saat dibuka keluarlah nanah. Hiyyyy kasian.
Dapat juga terjadi pada dewasa jika penderita ngucek-ngucek mata sehabis megang organ kelaminnya yang sedang terinfeksi gonore. (huek, jorok ah).
Pemeriksaan Laboratorium
Merupakan salah satu pemeriksaan penunjang di dunia medis. Jenis pemeriksaan didasarkan atas indikasi. (nggak semua diperiksa dong)
Bahan pemeriksaan kasus gonore diambil dari
Pria: nanah dari saluran kencing bawah (uretra) atau diplotot (pijat) batang pinesnya (eh maksudnya penis) untuk mengeluarkan cairan atau nanah.
Dapat pula dengan memeriksa urin (sedimen urine) atau cairan yang dikeluarkan dengan pijat prostat (siapa yang mijet, hayo)
Wanita: dari muara saluran kencing bawah (uretra). Ssst, tahu tempatnya belum ?
Dapat juga diambil cairan dari muara kelenjar Bartolin, leher rahim atau rektum.
Mata: dari cairan nanah mata.
Singkat cerita, semua bahan tersebut dioleskan pada gelas kaca lalu dilakukan pengecatan dengan pewarnaan Gram (cara atau metode pewarnaan), diintip melalui mikroskop dengan pembesaran 100 kali.
Nah, bila ditemukan kuman berbentuk seperti biji kopi (diplococcus) Gram negatif, di dalam ataupun di luar sel darah putih, maka hasil pemeriksaan POSITIF.
AIDS
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit AIDS yaitu suatu penyakit yang ditimbulkan sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, yang mana virus ini menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya tahan tubuh membuat si penderita mudah sekali terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak Virus HIV baru, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.
Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka tidaklah langsung menyebabkan atau menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.
• Cara Penularan virus HIV AIDS
1. Melalui darah. misalnya ; Transfusi darah, terkena darah HIV+ pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb.
2. Melalui cairan semen, air mani (sperma atau peju Pria). misalnya ; seorang Pria berhubungan badan dengan pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman lainnya, oral sex, dsb
3. Melalui cairan vagina pada Wanita. misalnya ; Wanita yang berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dsb.
4. Melalui Air Susu Ibu (ASI). misalnya ; Bayi meminum ASI dari wanita hiv+, Pria meminum susu ASI pasangannya, dsb.
Adapun cairan tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ antara lain Saliva (air liur atau air ludah), Feses (kotoran atau tinja), Air mata, Air keringat serta Urine (Air seni atau air kencing).
• Tanda dan Gejala Penyakit AIDS
Seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).
• Penanganan dan Pengobatan Penyakit AIDS
Kendatipun dari berbagai negara terus melakukan researchnya dalam mengatasi HIV AIDS, namun hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. Adapun tujuan pemberian obat-obatan pada penderita AIDS adalah untuk membantu memperbaiki daya tahan tubuh, meningkatkan kualitas hidup bagi meraka yang diketahui terserang virus HIV dalam upaya mengurangi angka kelahiran dan kematian.
Kandidiasis
Kandidiasis adalah infeksi oportunistik (IO) yang sangat umum pada orang terinfeksi HIV. Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut kandida. Jamur ini, semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Jamur ini biasa menyebabkan penyakit pada mulut, tenggorokan dan vagina. IO ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum IO lain yang lebih berat. Lihat Lembaran Informasi (LI) 500 untuk informasi lebih lanjut tentang IO.
Pada mulut, penyakit ini disebut thrush. Bila infeksi menyebar lebih dalam pada tenggorokan, penyakit yang timbul disebut esofagitis. Gejalanya adalah gumpalan putih kecil seperti busa, atau bintik merah. Penyakit ini dapat menyebabkan sakit tenggorokan, sulit menelan, mual, dan hilang nafsu makan.
Kandidiasis adalah berbeda dengan seriawan, walaupun orang awan sering menyebutnya sebagai seriawan. Lihat LI 624 untuk informasi mengenai seriawan yang benar.
Kandidiasis pada vagina disebut vaginitis. Penyakit ini adalah umum. Gejala vaginitis termasuk gatal, rasa bakar dan keluarnya cairan kental putih.
Kandida juga dapat menyebar dan menimbulkan infeksi pada otak, jantung, sendi, dan mata.
Apakah Kandidiasis Dapat Dicegah?
Tidak ada cara untuk mencegah terpajan kandida. Umumnya, obat tidak dipakai untuk mencegah kandidiasis. Ada beberapa alasan:
• Penyakit tersebut tidak begitu bahaya
• Ada obat yang efektif untuk mengobati penyakit tersebut
• Jamur jenis ini dapat menjadi kebal (resistan) terhadap obat
Menguatkan sistem kekebalan tubuh dengan terapi antiretroviral (ART) adalah cara terbaik untuk mencegah jangkitan kandidiasis.
Bagaimana Kandidiasis Diobati?
Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat menjaga supaya kandida tetap seimbang. Bakteri yang biasa ada di tubuh juga dapat membantu mengendalikan kandida. Beberapa antibiotik membunuh bakteri ini dan dapat menyebabkan kandidiasis. Mengobati kandidiasis tidak dapat memberantas jamur itu. Pengobatan akan mengendalikan jamur agar tidak berlebihan.
Pengobatan dapat lokal atau sistemik. Pengobatan lokal diberikan pada tempat infeksi. Pengobatan sistemik mempengaruhi seluruh tubuh. Banyak dokter lebih senang memakai pengobatan lokal dahulu. Obat lokal menimbulkan lebih sedikit efek samping dibanding pengobatan sistemik. Juga risiko kandida menjadi resistan terhadap obat lebih rendah. Obat yang dipakai untuk memerangi kandida adalah obat antijamur. Hampir semua namanya diakhiri dengan ‘-azol’. Obat tersebut termasuk klotrimazol, nistatin, flukonazol, dan itrakonazol.
Pengobatan lokal termasuk: olesan; supositoria yang dipakai untuk mengobati vaginitis; cairan; dan lozenge yang dilarutkan dalam mulut.
Pengobatan lokal dapat menyebabkan rasa pedas atau gangguan setempat.
Pengobatan yang paling murah untuk kandidiasis mulut adalah gentian violet; obat ini dioleskan di tempat ada lesi (jamur) tiga kali sehari selama 14 hari. Obat yang sangat murah ini dapat diperoleh dari puskesmas atau apotek tanpa resep.
Pengobatan sistemik diperlukan jika pengobatan lokal tidak berhasil, atau jika infeksi menyebar pada tenggorokan (esofagitis) atau bagian tubuh yang lain. Beberapa obat sistemik tersedia dalam bentuk pil. Efek samping yang paling umum adalah mual, muntah dan sakit perut. Kurang dari 20% orang mengalami efek samping ini.
Terapi Alam
Beberapa terapi non-obat tampaknya membantu. Terapi tersebut belum diteliti dengan hati-hati untuk membuktikan hasilnya.
• Mengurangi konsumsi gula.
• Minum teh Pau d’Arco. Ini dibuat dari kulit pohon Amerika Selatan.
• Memakai bawang putih mentah atau suplemen bawang putih. Bawang putih diketahui mempunyai efek antijamur dan antibakteri. Namun bawang putih dapat mengganggu obat protease inhibitor.
• Kumur dengan minyak pohon teh (tea tree oil) yang dilarutkan dengan air.
• Memakai kapsul laktobasilus (asidofilus), atau makan yoghurt dengan bakteri ini. Pastikan produk mengandung biakan yang hidup dan aktif. Mungkin ada manfaat memakai ini setelah memakai antibiotik.
• Memakai suplemen gamma-linoleic acid (GLA) dan biotin.
Garis Dasar
Kandidiasis adalah penyakit jamur (ragi) yang sangat umum. Jamur ini biasa hidup dalam tubuh. Jamur tersebut tidak dapat diberantas. Cara terbaik untuk menghindari jangkitan kandidiasis adalah dengan menguatkan sistem kekebalan tubuh melalui penggunaan terapi antiretroviral.
Sebagian besar penyakit kandidiasis dapat diobati secara mudah dengan terapi lokal. Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, penyakit ini menjadi lebih menetap. Obat antijamur sistemik dapat dipakai, tetapi kandida mungkin menjadi resistan terhadapnya. Obat antijamur yang paling manjur, amfoterisin B, dapat menimbulkan efek samping yang berat.
Beberapa terapi alam tampaknya memberi manfaat untuk mengendalikan infeksi kandida.
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SIFILIS
Penyakit Sifilis merupakan salah satu jenis Penyakit Menular Seksual (PMS). Penyakit Menular Seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.
PMS menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian. Buat kamu remaja perempuan perlu disadari bahwa resiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab alat reproduksimu lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.
Cara Penularan Sifilis:
Disebabkan oleh Treponema pallidium, yaitu sebuah spirochete (bakteri yang berbentuk spiral). Terjadi di seluruh dunia, terutama menyerang dewasa muda usia 20-35 tahun. lebih lazim terjadi di dacrah perkotaan. Baru-baru ini ada kenaikan jumlah kasus di beberapa negara industri yang dihubungkan dengan penggunaan narkoba dan pelacuran. Penularan terjadi melalui kontak langsung antara luka (yang bernanah atau yang membengkak) di kulit dengan selaput lendir atau dengan cairan tubuh (air mani, darah, cairan vagina) selama sanggama. Penularan bisa terjadi melalui tranfusi darah bila donor berada dalam tahap awal infeksi tersebut. Infeksi bisa ditularkan dari seorang ibu yang terinfeksi kepada bayinya yang belum lahir. Hal ini merupakan penyebab penting terjadinya kelahiran bayi yang meninggal di daerah daerah endermis.
Gejala sifilis
Tahap I (Sifilis Primer?)
•Terjadi 9 – 90 hari setelah terinfeksi
Timbul luka yang tidak nyeri di penis, bibir kemaluan atau leher rahim.
Tahap II (Sifilis Sekunder)
•Terjadi beberapa bulan setelah tahap pertama.
•Gejala berupa kelainan kulit bercak kemerahan tidak gatal terutama di telapak tangan dan kaki.
•Ada pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuh.
•Bisa juga berupa kutil di sekitar alat kelamin dan anus
Tahap III (Sifilis Laten)
•Tidak ada keluhan ataupun gejala, namun infeksi berlanjut menyerang alat-alat atau organ tubuh lainnya.
•Keadaan ini hanya dapat diketahui lewat pemeriksaan darah khusus sifilis.
Tahap IV (Sifilis Tersier)
•Timbul 5 – 30 tahun setelah tahap sekunder. Terdapat kerusakan alat-alat tubuh penting yang menetap pada otak, pembuluh darah dan jantung, serabut saraf dan sumsum tulang belakang.
Cara Mencegah
• Bagi kamu yang belum menikah, cara yang paling ampuh adalah tidak melakukan hubungan seksual
• Saling setia bagi pasangan yang sudah menikah
• Hindari hubungan seks yang tidak aman atau beresiko
• Selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan PMS
• Selalu menjaga kebersihan alat kelamin.
Setelah mengetahui segala hal tentang PMS, lebih baik kamu mulai berpikir lagi untuk melakukan seks yang tidak sehat dan tidak bersih. Atau berpikirlah ratusan ribu kali lagi untuk main-main dengan alat kelamin.
KONDOM
Kondom adalah alat paling efektif (jika dipakai secara benar) untuk mencegah penularan penyakit, termasuk HIV/AIDS, selain menjadi alat pencegah kehamilan. Anjuran agar mereka yang sering berganti pasangan untuk memakai kondom sebagai pencegah infeksi penyakit ternyata tidak mempan. Hasil penelitian menunjukkan, orang Indonesia golongan berisiko tinggi yang bersedia memakai kondom ternyata tidak sampai 10 persen.
Walaupun banyak bukti yang mendukung efektivitas kondom, di Indonesia penggunaan kondom masih rendah. Menurut hasil survei demografi kesehatan Indonesia tahun 2003, penggunaan kondom pada pasangan usia subur di Indonesia masih sangat rendah, 0,9 persen. Padahal, diperkirakan ada 7-10 juta laki-laki yang melakukan hubungan seks di luar nikah dan hanya kurang dari 10 persen yang mau menggunakan kondom.
Mereka beralasan, pasangan kencannya secara rutin mendapat pemeriksaan kesehatan sehingga mereka merasa aman. Alasan lain, rendahnya pengetahuan mengenai penggunaan kondom serta ketidaktersediaan kondom di banyak tempat.
Kondom lateks sudah terbukti sebagai alat paling efektif dan murah untuk mencegah penularan infeksi menular seksual (IMS). Beberapa studi sudah membuktikan hal ini, di antaranya studi klinik terhadap orang yang terinfeksi HIV dengan pasangannya yang tidak terinfeksi (discordant couple). Pada 124 pasangan yang memakai kondom lateks secara konsisten, tidak ada yang terinfeksi HIV. Sedangkan 121 orang yang memakai kondom secara tak konsisten, 12 orang (10 persen) partner yang tidak terinfeksi HIV menjadi terinfeksi. Studi lain di Amerika juga menunjukkan, pemakaian kondom secara benar dan konsisten mencegah penularan sampai 85 persen.
Kondom lateks juga bisa membantu menurunkan risiko terjadinya kanker cervical (leher rahim) pada perempuan. Ini sudah teruji pada studi yang pernah menemukan bahwa laki-laki yang tidak menggunakan kondom membawa virus HPV (Human Papillomavirus) yang bisa menyebabkan kanker leher rahim pada perempuan.
Kondom yang dirancang khusus untuk wanita terbukti disukai para pekerja seks Kamboja.Tahun lalu, kondom tersebut diperkenalkan oleh sebuah lembaga swadaya masyarakat untuk memerangi penyebaran virus HIV/AIDS. Kondom ini dijual dengan harga 100 riel (0,02 dolar), dua kali lebih mahal dari kondom laki-laki yang harganya 50 riel.
SEKILAS INFO
Ilmuwan Brazil Ciptakan Kondom "Ramah Lingkungan"
Para ilmuwan Brazil mendapatkan acungan jempol karena menciptakan kondom ramah lingkungan yang dibuat dari karet alam. Karet tersebut didapatkan dari pohon-pohon di hutan lindung Amazon, dimana pemerintah berencana mendirikan sebuah pabrik di sana. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Institut Teknologi Nasional (INT) dan Universitas Rio de Janeiro, telah dihasilkan prototipe kondom ramah lingkungan yang lolos pengontrolan kualitas secara gemilang.
Kondom tersebut dibuat dari karet alam yang diambil dari hutan lindung Chico Mendes. Karena bahan bakunya berasal dari dalam negeri, maka produksi kondom jenis ini nantinya diharapkan akan mengurangi impor kondom dari negara lain. Hal ini juga bakal meringankan pengeluaran pemerintah untuk dana kesehatan karena saat ini pemerintah Brazil membagikan sekitar 600 juta kondom tiap tahun pada masyarakatnya. Sayang sekali tidak dijelaskan sejauh mana kondom ini ramah lingkungan, selain bahwa ia dihasilkan dari pohon yang ada di hutan lindung
KLAMIDIA
Penyakit Klamidia tergolong dalam infeksi menular seksual (IMS) pada manusia yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Istilah infeksi Klamidia dapat juga merujuk kepada infeksi yang disebabkan oleh setiap jenis bakteri dari keluarga Chlamydiaceae. C. trachomatis hanya ditemukan pada manusia. dapat merusak alat reproduksi manusia dan penyakit mata. Penyakit ini adalah merupakan salah satu IMS yang paling umum di seluruh dunia – yang diperkirakan sekitar 2,3 juta orang di Amerika Serikat yang terinfeksi Klamidia.
C. trachomatis dapat ditemukan tinggal di dalam sel manusia. Klamidia dapat ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral, dan dan dapat mengakibatkan bayi tertular dari ibunya selama masa persalinan. Antara setengah dan tiga perempat dari semua wanita yang mengidap Klamidia pada leher rahim (cervicitis) tidak memiliki gejala dan tidak tahu bahwa mereka terinfeksi. Pada pria, infeksi terjadi pada saluran kencing (urethritis) gejalanya : keluarnya putih dari penis dengan atau tanpa rasa sakit pada kencing (dysuria) dan menyebabkan peradangan pada daerah pernyimpanan dan kantung sperma (epididymitis). Gejala yang kadang muncul pada wanita yaitu rasa panas terbakar pada pinggul. Jika Tanpa perawatan, Klamidia dapat menyebabkan infeksi serius reproduksi dan masalah-masalah kesehatan lainnya dengan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Klamidia mudah diobati dengan antibiotik. Pada wanita, klamidia dapat menyebabkan Penyakit Radang Panggul (PRP) yang berakibat wanita tersebut menjadi mandul (tidak dapat mempunyai anak).
Manifestasi klinis dari uretritis kadang sulit dibedakan dengan gonore dan termasuk adanya discharge mukopurulen dalam jumlah sedikit atau sedang, gatal pada uretra dan rasa panas ketika buang air kecil. Infeksi tanpa gejala bisa ditemukan pada 1 – 25 % pria dengan aktivitas seksual aktif. Komplikasi dan gejala sisa mungkin terjadi dari infeksi uretra pada pria berupa epididimitis, infertilitas dan sindroma Reiter. Pada pria homoseksual, hubungan seks anorektal bisa menyebabkan proktitis klamidia.
Gejala-gejala klamidia / symptoms for chlamydia
1. Penyakit kelamin
Infeksi klamidia pada leher rahim (cervicitis) adalah penyakit menular seksual yang asimtomatik (tidak bergejala) pada sekitar 50-70% wanita yang terinfeksi dengan penyakit ini. Infeksi dapat ditularkan melalui vagina, anal, ataupun oral. Mereka yang mengalami asimtomatik ini kira-kira setengahnya akan mengembangkan Penyakit Radang Panggul (PRP), istilah umum untuk infeksi rahim, saluran tuba, dan / atau ovarium. PRP dapat menyebabkan munculnya jaringan parut di dalam organ-organ reproduksi, yang kemudian dapat menimbulkan komplikasi serius, termasuk nyeri panggul kronis, kesulitan menjadi hamil, ektopik (tuba) kehamilan, dan komplikasi pada kehamilan lainnya yang berbahaya. Chlamydia menyebabkan 250.000 sampai 500.000 kasus PID setiap tahun di Amerika Serikat. Wanita yang terinfeksi dengan klamidia adalah hingga lima kali lebih mungkin terinfeksi HIV, jika terkena.
Chlamydia dikenal sebagai “Silent Epidemi” karena pada wanita, hal itu mungkin tidak menimbulkan gejala pada 75% kasus, dan dapat tidak terdeteksi selama berbulan-bulan atau tahunan sebelum ditemukan. Gejala yang mungkin terjadi termasuk: perdarahan yang tidak biasa atau cairan vagina, rasa sakit di perut, nyeri saat hubungan seksual (dispareunia), demam, nyeri buang air kecil dan dorongan untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya.
Pada pria, Chlamydia menunjukkan gejala infeksi uretritis (radang uretra) di sekitar 50% dari kasus. Gejala yang mungkin terjadi meliputi: nyeri atau rasa panas ketika buang air kecil, kotoran yang tidak biasa dari penis, testikel bengkak atau lembut, dan demam. Cairan yang keluar/menetes atau purulent exudate, umumnya kurang kental dan lebih ringan dalam warna dibanding pada kasus gonore. Jika tidak diobati, Chlamydia pada laki-laki mungkin akan menyebar ke testis menyebabkan epididimitis, yang dalam kasus yang jarang terjadi dapat menyebabkan kemandulan jika tidak dirawat dalam jangka waktu 6 sampai 8 minggu. Chlamydia menyebabkan lebih dari 250.000 kasus epididimitis di Amerika Serikat setiap tahun. Chlamydia juga merupakan penyebab potensial prostatitis (peradangan pada kelenjar prostat) pada pria, meskipun relevansinya dalam hal ini masih sulit dipastikan karena ada kemungkinan kontaminasi dari uretritis.
2. Penyakit Mata
3. Kondisi Rheumatological
4. Infeksi Perinatal
5. Kondisi lain
Chlamydia trachomatis juga merupakan penyebab lymphogranuloma venereum, infeksi kelenjar getah bening dan limfatik. Biasanya ditunjukkan dengan ulserasi genital dan pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, tapi mungkin juga muncul sebagai proktitis (radang anus), demam atau pembengkakan kelenjar getah bening di wilayah lain dari tubuh.
Diagnosis
Bagi wanita aktif seksual yang tidak hamil, skrining dianjurkan pada mereka yang berusia di bawah 25 tahun dan wanita lainnya yang beresiko terinfeksi. Faktor risiko mencakup sejarah klamidia atau infeksi menular seksual lainnya, memiliki mitra seksual baru atau banyak mitra seksual, dan penggunaan kondom yang tidak konsisten. Para ahli masih belum menemukan kesepakatan universal apakah screening penting untuk laki-laki.
Diagnosis terhadap infeksi-infeksi klamidia genital berkembang pesat dari tahun 1990-an sampai 2006. Nucleic acid amplification tests (NAAT), seperti pada polymerase chain reaction (PCR), transcription mediated amplification (TMA), dan DNA strand displacement amplification (SDA) sekarang menjadi tes-tes andalan. NAAT untuk klamidia dapat dilakukan dengan mengambil sampel spesimen yang dikumpulkan dari leher rahim (perempuan) atau uretra (laki-laki).
Pengobatan
Infeksi C. trachomatis dapat disembuhkan dengan antibiotik secara efektif setelah terdeteksi. Centers for Disease Control (CDC – US) menyediakan pedoman untuk perawatan berikut:
* Azitromisin 1 gram oral sebagai dosis tunggal, atau
* Doxycycline 100 mg dua kali sehari selama tujuh hingga empat belas hari.
* Tetrasiklin
* Eritromisin
GONORE
Definisi:
Gonore atau Kencing Nanah adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang berlangsung dalam tempo singkat (akut). Penyakit ini disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae, yakni kuman berbentuk mirip kopi (diplococcus).
Penularan:
Gonore ditularkan melalui hubungan seksual, termasuk lewat anal (dubur) dan oral (mulut).
Jadi bila seorang pria mengatakan kepada pasangannya bahwa ketularan saat kencing di toilet tempat umum atau melalui handuk temannya, bohong tuh.
Alasan tersering para penderita datang ke PSK sehingga terjangkit Gonore, katanya sih karena diajak teman-nya. Hampir selalu begitu, betul tidaknya belum ada penelitian.
GEJALA dan TANDA
Gonore pada Pria.
Seorang pria dapat tertular melalui hubungan (seksual) dengan wanita penderita gonore (coitus suspektus). Masa tunas berlangsung antara 2-10 hari dengan rata-rata 3 hari.
Gejala uretritis (gonore):
• Nyeri waktu kencing, terutama saat awal kencing.
• Permukaan saluran kencing bawah (orifisium uretra) membengkak (oedema) dan kemerahan (eritematus).
• Keluar cairan (sekret) nanah (purulen) dari saluran kencing.
Penulis pernah menemukan (di praktek) penderita termuda 16 tahun dengan nanah yang menetes-netes, kuning kehijauan dan berjalan seperti orang disunat. Adapun penderita tertua usia sekitar 60 tahun (hebat ya).
Komplikasi atau penyulit pada gonore pria, antara lain:
• Infeksi kelenjar cowperi (cowperitis), kelenjar di bawah saluran kencing pangkal penis.
• Infeksi prostat (prostatitis), kelenjar di bagian paling ujung saluran kencing berbatasan dengan kandung kemih.
• Infeksi kelenjar epidedimis (epididimitis), dan lain-lain.
Gonore pada Wanita.
Pada umumnya penderita gonore wanita tidak menimbulkan gejala, disebut asimtomatis. Paling sering mengenai leher rahim (serviks), dengan gejala keputihan. Jika mengenai saluran kencing, maka dapat terjadi keluhan nyeri kencing (disuri) ringan, dan dapat juga mengenai kandung kemih, ditandai dengan sering kencing (jawa: anyang-anyangen), nyeri perut bagian bawah dan adakalanya nampak darah bersamaan dengan kencing (hematuri)
Komplikasi atau penyulit pada gonore wanita, antara lain:
• Infeksi kelenjar Bartolin (bartolinitis), kelenjar di seputar bibir kemaluan. Rasanya amat nyeri, so si penderita jadi sulit jalan. Terjadi pembengkakan di bibir luar vagina (labium mayus), bisa bernanah, timbul abses dan jika sampai pecah, duhhh, bisa menimbulkan krowok (ulkus)
• Infeksi jaringan pelvis ( Pelvic Inflamatory Diseases), radang rahim, indung telur dan sekitarnya.
Ditandai dengan rasa nyeri saat menstruasi, saat berhubungan intim, dan umumnya menampakkan gejala ringan, sehingga kurang begitu diperhatikan.
Gonore di luar genital (ekstra genital)
• Gonore rongga mulut (oropharyngeal gonore), sebagai akibat oral seks. tandanya mirip radang tenggorokan.
• Gonore rektum (proktitis gonore), yakni infeksi gonore di rongga rektum (bagian dalam anus), sebagai akibat hubungan intim lewat anus. (ceritakan rasanya dong)
• Gonore mata (gonoblenore), diderita bayi baru lahir karena si ibu menderita gonore. Penularannya saat persalinan. Beberapa hari setelah melahirkan, mata si bayi membengkak, saat dibuka keluarlah nanah. Hiyyyy kasian.
Dapat juga terjadi pada dewasa jika penderita ngucek-ngucek mata sehabis megang organ kelaminnya yang sedang terinfeksi gonore. (huek, jorok ah).
Pemeriksaan Laboratorium
Merupakan salah satu pemeriksaan penunjang di dunia medis. Jenis pemeriksaan didasarkan atas indikasi. (nggak semua diperiksa dong)
Bahan pemeriksaan kasus gonore diambil dari
Pria: nanah dari saluran kencing bawah (uretra) atau diplotot (pijat) batang pinesnya (eh maksudnya penis) untuk mengeluarkan cairan atau nanah.
Dapat pula dengan memeriksa urin (sedimen urine) atau cairan yang dikeluarkan dengan pijat prostat (siapa yang mijet, hayo)
Wanita: dari muara saluran kencing bawah (uretra). Ssst, tahu tempatnya belum ?
Dapat juga diambil cairan dari muara kelenjar Bartolin, leher rahim atau rektum.
Mata: dari cairan nanah mata.
Singkat cerita, semua bahan tersebut dioleskan pada gelas kaca lalu dilakukan pengecatan dengan pewarnaan Gram (cara atau metode pewarnaan), diintip melalui mikroskop dengan pembesaran 100 kali.
Nah, bila ditemukan kuman berbentuk seperti biji kopi (diplococcus) Gram negatif, di dalam ataupun di luar sel darah putih, maka hasil pemeriksaan POSITIF.
AIDS
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit AIDS yaitu suatu penyakit yang ditimbulkan sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, yang mana virus ini menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya tahan tubuh membuat si penderita mudah sekali terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak Virus HIV baru, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.
Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka tidaklah langsung menyebabkan atau menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.
• Cara Penularan virus HIV AIDS
1. Melalui darah. misalnya ; Transfusi darah, terkena darah HIV+ pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb.
2. Melalui cairan semen, air mani (sperma atau peju Pria). misalnya ; seorang Pria berhubungan badan dengan pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman lainnya, oral sex, dsb
3. Melalui cairan vagina pada Wanita. misalnya ; Wanita yang berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dsb.
4. Melalui Air Susu Ibu (ASI). misalnya ; Bayi meminum ASI dari wanita hiv+, Pria meminum susu ASI pasangannya, dsb.
Adapun cairan tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ antara lain Saliva (air liur atau air ludah), Feses (kotoran atau tinja), Air mata, Air keringat serta Urine (Air seni atau air kencing).
• Tanda dan Gejala Penyakit AIDS
Seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).
• Penanganan dan Pengobatan Penyakit AIDS
Kendatipun dari berbagai negara terus melakukan researchnya dalam mengatasi HIV AIDS, namun hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. Adapun tujuan pemberian obat-obatan pada penderita AIDS adalah untuk membantu memperbaiki daya tahan tubuh, meningkatkan kualitas hidup bagi meraka yang diketahui terserang virus HIV dalam upaya mengurangi angka kelahiran dan kematian.
Kandidiasis
Kandidiasis adalah infeksi oportunistik (IO) yang sangat umum pada orang terinfeksi HIV. Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut kandida. Jamur ini, semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Jamur ini biasa menyebabkan penyakit pada mulut, tenggorokan dan vagina. IO ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum IO lain yang lebih berat. Lihat Lembaran Informasi (LI) 500 untuk informasi lebih lanjut tentang IO.
Pada mulut, penyakit ini disebut thrush. Bila infeksi menyebar lebih dalam pada tenggorokan, penyakit yang timbul disebut esofagitis. Gejalanya adalah gumpalan putih kecil seperti busa, atau bintik merah. Penyakit ini dapat menyebabkan sakit tenggorokan, sulit menelan, mual, dan hilang nafsu makan.
Kandidiasis adalah berbeda dengan seriawan, walaupun orang awan sering menyebutnya sebagai seriawan. Lihat LI 624 untuk informasi mengenai seriawan yang benar.
Kandidiasis pada vagina disebut vaginitis. Penyakit ini adalah umum. Gejala vaginitis termasuk gatal, rasa bakar dan keluarnya cairan kental putih.
Kandida juga dapat menyebar dan menimbulkan infeksi pada otak, jantung, sendi, dan mata.
Apakah Kandidiasis Dapat Dicegah?
Tidak ada cara untuk mencegah terpajan kandida. Umumnya, obat tidak dipakai untuk mencegah kandidiasis. Ada beberapa alasan:
• Penyakit tersebut tidak begitu bahaya
• Ada obat yang efektif untuk mengobati penyakit tersebut
• Jamur jenis ini dapat menjadi kebal (resistan) terhadap obat
Menguatkan sistem kekebalan tubuh dengan terapi antiretroviral (ART) adalah cara terbaik untuk mencegah jangkitan kandidiasis.
Bagaimana Kandidiasis Diobati?
Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat menjaga supaya kandida tetap seimbang. Bakteri yang biasa ada di tubuh juga dapat membantu mengendalikan kandida. Beberapa antibiotik membunuh bakteri ini dan dapat menyebabkan kandidiasis. Mengobati kandidiasis tidak dapat memberantas jamur itu. Pengobatan akan mengendalikan jamur agar tidak berlebihan.
Pengobatan dapat lokal atau sistemik. Pengobatan lokal diberikan pada tempat infeksi. Pengobatan sistemik mempengaruhi seluruh tubuh. Banyak dokter lebih senang memakai pengobatan lokal dahulu. Obat lokal menimbulkan lebih sedikit efek samping dibanding pengobatan sistemik. Juga risiko kandida menjadi resistan terhadap obat lebih rendah. Obat yang dipakai untuk memerangi kandida adalah obat antijamur. Hampir semua namanya diakhiri dengan ‘-azol’. Obat tersebut termasuk klotrimazol, nistatin, flukonazol, dan itrakonazol.
Pengobatan lokal termasuk: olesan; supositoria yang dipakai untuk mengobati vaginitis; cairan; dan lozenge yang dilarutkan dalam mulut.
Pengobatan lokal dapat menyebabkan rasa pedas atau gangguan setempat.
Pengobatan yang paling murah untuk kandidiasis mulut adalah gentian violet; obat ini dioleskan di tempat ada lesi (jamur) tiga kali sehari selama 14 hari. Obat yang sangat murah ini dapat diperoleh dari puskesmas atau apotek tanpa resep.
Pengobatan sistemik diperlukan jika pengobatan lokal tidak berhasil, atau jika infeksi menyebar pada tenggorokan (esofagitis) atau bagian tubuh yang lain. Beberapa obat sistemik tersedia dalam bentuk pil. Efek samping yang paling umum adalah mual, muntah dan sakit perut. Kurang dari 20% orang mengalami efek samping ini.
Terapi Alam
Beberapa terapi non-obat tampaknya membantu. Terapi tersebut belum diteliti dengan hati-hati untuk membuktikan hasilnya.
• Mengurangi konsumsi gula.
• Minum teh Pau d’Arco. Ini dibuat dari kulit pohon Amerika Selatan.
• Memakai bawang putih mentah atau suplemen bawang putih. Bawang putih diketahui mempunyai efek antijamur dan antibakteri. Namun bawang putih dapat mengganggu obat protease inhibitor.
• Kumur dengan minyak pohon teh (tea tree oil) yang dilarutkan dengan air.
• Memakai kapsul laktobasilus (asidofilus), atau makan yoghurt dengan bakteri ini. Pastikan produk mengandung biakan yang hidup dan aktif. Mungkin ada manfaat memakai ini setelah memakai antibiotik.
• Memakai suplemen gamma-linoleic acid (GLA) dan biotin.
Garis Dasar
Kandidiasis adalah penyakit jamur (ragi) yang sangat umum. Jamur ini biasa hidup dalam tubuh. Jamur tersebut tidak dapat diberantas. Cara terbaik untuk menghindari jangkitan kandidiasis adalah dengan menguatkan sistem kekebalan tubuh melalui penggunaan terapi antiretroviral.
Sebagian besar penyakit kandidiasis dapat diobati secara mudah dengan terapi lokal. Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, penyakit ini menjadi lebih menetap. Obat antijamur sistemik dapat dipakai, tetapi kandida mungkin menjadi resistan terhadapnya. Obat antijamur yang paling manjur, amfoterisin B, dapat menimbulkan efek samping yang berat.
Beberapa terapi alam tampaknya memberi manfaat untuk mengendalikan infeksi kandida.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar