Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk
mengubah bahan mentah melalui transformasi biologi sehingga menjadi produk yang
berguna. Supriatna (1992 ) memberi batasan tentang arti bioteknologi
secara lebih lengkap, yakni: pemanfaatan prinsip–prinsip ilmiah dan
kerekayasaan terhadap organisme, sistem atau proses biologis untuk menghasilkan
dan atau meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa
bagi kepentingan hidup manusia.
Ciri
utama bioteknologi:
1.
Adanya Ben biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan atau
hewan
2.
Adanya pendayagunsan secara teknologi dan industri
3.
Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian
CONTOH-CONTOH PENERAPAN ILMU BIOTEKNOLOGI
1. Antibodi Monoklonal
adalah antibodi sejenis yang diproduksi oleh
sel plasma klon sel-sel b sejenis. Antibodi ini dibuat oleh sel-sel hibridoma
(hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel b Limpa dan sel mieloma) yang
dikultur.
Bertindak sebagai antigen yang akan
menghasilkan anti bodi adalah limpa. Fungsi antara lain diagnosis penyakit dan
kehamilan
2.Terapi Gen
adalah
pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan gen normal
3.
Antibiotik
Dipelopori
oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium notatum.
- Penicillium chrysogenum Þ memperbaiki penisilin yang sudah ada.
.......................................Dilakukan dengan mutasi secara .......................................iradiasi ultra violet dan sinar X.
- Cephalospurium ..................Þ penisilin N.
- Cephalosporium ..................Þ sefalospurin C.
- Streptomyces .....................Þ streptomisin, untuk pengobatan TBC
.......................................Dilakukan dengan mutasi secara .......................................iradiasi ultra violet dan sinar X.
- Cephalospurium ..................Þ penisilin N.
- Cephalosporium ..................Þ sefalospurin C.
- Streptomyces .....................Þ streptomisin, untuk pengobatan TBC
4. Interferon
Adalah antibodi terhadap virus. Secara alami
hanya dibuat oleh tubuh manusia. Proses pembentukan di dalam, tubuh memerlukan
waktu cukup lama (dibanding kecepatan replikasi virus), karena itu dilakukan
rekayasa genetika.
5. Vaksin
Contoh:
Vaksin Hepatitis B dan malaria.
Secara
konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan pemanasan atau pemberian bahan
kimia.
Dengan
bioteknologi dilakukan fusi atau transplantasi gen.
JENIS
– JENIS BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi dapat digolongkan
menjadi bioteknologi konvensional/tradisional dan modern.
1.
Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang
memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau
bahan makanan, seperti tempe,
tape, oncom, dan kecap. Mikroorganism dapat mengubah bahan pangan. proses yang
dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan
sebagainya termasuk keju dan yoghurt. proses tersebut dianggap sebagai
bioteknologi masalalu. ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional,
yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya
penggunaan enzim.
a.
Pengolahan Bahan Makanan
·
Pengolahan produk susu
Susu
dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti yoghurt, keju, dan mentega.
-
Yoghurt
Untuk
membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian
besar lemak dibuang. mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt,
yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. kedua bakteri
tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya
disimpan kurang lebih 5 jam pada temperatur 45′ C.
selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari
kegiatan bakteri asam laktat. selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi
cita rasa.
-
Keju
Dalam
pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus.
Bakteri tersebut berfungsi mempermentesikan laktosa dalam susu menjadi asam
laktat. Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90′C
atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30′C.
Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. akibat dari kegiatan bakteri
tersebuh pH menurun dan susu terpisah menjadi whey dan dadih padat, kemudian
ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. enzim
renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin.Dadih
yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32′C-420′C
dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar
matang. adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.
-
Mentega
Pembuatan
mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectonostoceremoris.
bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. selanjutnya, susu diberi
cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. kemudian lemak mentega diaduk
untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.
● Produk makanan nonsusu
- Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur,
Aspregillus oryzae dibiakan pada kulit gandum terlebih dahulu. jamur
Aspregillus oryzae bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada
kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum. setelah proses
permantasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk
kecap.
-
Tempe
Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan
masyarakat golongan menengah kebawah sehingga masyarakat merasa gengsi
memasukan tempe
sebagai salah satu menu makanannya. akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya
bagi kesehatan, tempe
mulai banyak dicari dan digemari masyarakat dalam maupaun luar negri. jenis tempe sebenarnya sangat beragam, tergantung pada bahan
dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai.
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai
juga diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpuan spora mikroorganisme, dalam hal
ini kapang. dalam proses pembuatan tempe
paling sedikit diperlukan 4 jenis kapang dari genus Rhyzopus,yaitu Rhyzopus
oligosporus, Rhyzopus sotolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae.
Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping baji kedelai
mempermentasikan menjadi produk tempe.
proses permentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein,
lemak, dan karbohidrat. perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali
lipat.
-
Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela
pohon dengan menggunakan sel-sel ragi. ragi menghasilkan enzim yang dapat
mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan alkohol. masyarakat
kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.
2.
Bioteknologi
Modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
para ahlitelah mulai lagi mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. dalam bioteknologi modern orang
berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
Dengan
adanya berbagai penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
maka bioteknologimungkin besar manfaatnya untuk masa-masa yang akan datang.
beberapa penerapan bioteknologi modern sebagai berikut:
a.
Rekayasa
genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara
memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sipat yang
diinginkan, rekayasa genetika disebut juga pencangkokoan gen atau rekombinasi
DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk
hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang
sama, sehingga dapat direkomendasikan. selanjutnya DNA tersebut akan mengatur
sifat-sifat makhluk hidup secara turun temurun. Bioteknologi, terutama rekayasa
genetika pada awalnya diharapkan dapat menjelaskan berbagai macam persoalan
dunia seperti, polusi, penyakit, pertanian, dan sebagainya.
PERANAN BIOTEKNOLOGI
Berikut ini beberapa implikasi bioteknologi bagi perkembangan sains dan
teknologi serta perubahan lingkungan masyarakat.
a. Bioteknologi dikembangkan melalui pendekatan
multidisipliner dalam wacana molekuler. Ilmu-ilmu dasar merupakan tonggak utama
pengembangan bioteknologi maupun industri bioteknologi
b. Bioteknologi dengan pemanfaatan teknologi rekayasa
genetik memberikan dimensi baru untuk menghasilkan produk yang tidak terbatas.
c. Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan produk
biogas, kompos, dan lumpur aktif.
d. Bioteknologi di bidang kedokteran dapat menghasilkan
obat-obatan, antar lain vaksin , antibiotik, antibodi monoklat, dan intrferon
PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
perkembangan bioteknologi, yaitu sebagai Berikut :
1.
Periode bioteknologi tradisional ( sebelum
abad ke-15 M )
Dalam
periode ini telah ada teknologi
pembuatan minuman bir dan anggur menggunakan ragi (6000 SM), mengembangkan roti
dengan ragi (4000 SM), dan pemanfaatan ganggang sebagai sumber makanan yang
dilakukan oleh bangsa aztek (1500 SM ).
2.
Periode bioteknologi ilmiah ( abad
ke-15 sampai ke-20 M)
Periode
ini ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini :
Tahun 1670 : usaha penambangan biji tembaga dengan bantuan mikrob di Rio Tinto, Spanyol.
Tahun 1686 : Penemuan mikrosop oleh Antony van Leeuwenhoek yang juga menjadi
manusia pertama yang dapat melihat mikrob.
Tahun 1870 : Louis pasteur menemukan adanya mikrob dalam makanan dan
minuman.
Tahun 1890 : alkohol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor.
Tahun 1897 : penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula
menjadi alkohol oleh Eduard Buchner.
Tahun 1912 : pengelolahan limbah dengan menggunakan mikrob.
Tahun 1915 : produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan
menggunakan bakteri.
Tahun 1928 : penemuan zat antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming
Tahun 1994 : Produksi besar-besaran penisilin
Tahun.1953 : penemuan struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh
Crick dan Watson .
3.
Periode bioteknologi modern ( abad
ke-20 M sampai sekarang)
Periode
ini diawali dengan penemuan teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era
rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restiksi oleh
Dussoix dan Boyer. Dengan adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat
memotong ADN pada posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom suatu
organisme, dan menyisipkan potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik ADN
rekombinan). Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan
program bahan bakar alkohol dari brazil, teknologi hibridoma yang
menghasilkan antibodi monoklonal (1976), diberikannya izin untuk memasarkan
produk jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc. Dougall
(1980). Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan
diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk
pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982. insulin buatan
tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly dan Company. Hingga saat ini,
penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan rekayasa genetik terus dilakukan.
Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup.
DAMPAK BIOTEKNOLOGI
1.
Dampak
Negatif Bioteknologi
Bioteknologi, seprti juga lain,
mengandung resiko akan dampak negatif. Timbulnya dampak yang merugikan terhadap
keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi terjadinya aliran gen ketanaman
sekarabat atau kerabat dekat. Di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan
produk gen asaing, seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus
sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh mausia, perlu di
cermati pula bahwa insersi ( penyisipan ) gen asibg ke genom inag dapat
menimbulkan interaksi anatar gen asing dan inang produk bahan pertanian dan
kimia yang menggunakan bioteknologi.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju.
2.
Dampak
Positif Bioteknologi
Keanekaragaman hayati merupakan
modal utama sumber gen untuk keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan
perkembangan industri bioteknologi. Baik donor maupun penerima (resipien) gen
dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan, hewan, juga manusia.
Pemilihan donor / resipien gen bergantung pada jenis produk yang dikehendaki
dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi komoditis
bisnis.
CONTOH BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL
Proses Pembuatan Tempe

Terdapat
berbagai metode pembuatan tempe.
Namun, teknik pembuatan tempe di Indonesia
secara umum terdiri dari tahapan perebusan, pengupasan, perendaman dan
pengasaman, pencucian, inokulasi dengan ragi, pembungkusan, dan fermentasi.
Pada
tahap awal pembuatan tempe,
biji kedelai direbus. Tahap perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi,
yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin. Perebusan juga
dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat menyerap asam
pada tahap perendaman.
Kulit
biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar miselium fungi dapat menembus
biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat dilakukan dengan
tangan, diinjak-injak dengan kaki, atau dengan alat pengupas kulit biji.
Setelah
dikupas, biji kedelai direndam. Tujuan tahap perendaman ialah untuk hidrasi
biji kedelai dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar
diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi. Fermentasi asam
laktat terjadi dicirikan oleh munculnya bau asam dan buih pada air rendaman
akibat pertumbuhan bakteri lactobacillus.
Bila pertumbuhan bakteri asam laktat tidak optimum (misalnya di negara-negara
subtropis, asam perlu ditambahkan pada air rendaman. Fermentasi asam laktat dan
pengasaman ini ternyata juga bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan
menghilangkan bakteri-bakteri beracun.
Proses
pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin dibentuk
oleh bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu asam. Bakteri dan
kotorannya dapat menghambat pertumbuhan fungi.
Inokulasi
dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau laru.
Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau
daun jati(disebut usar;
digunakan secara tradisional), spora kapang tempe
dalam medium tepung (terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran),
ataupun kultur R. oligosporus
murni (umum digunakan oleh pembuat tempe di luar
Indonesia).
Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) penebaran inokulum pada
permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu dicampur
merata sebelum pembungkusan; atau (2) inokulum dapat dicampurkan langsung pada
saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan.
Setelah
diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam wadah untuk
fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau wadah dapat digunakan (misalnya daun
pisang, daun waru, daun jati, plastik, gelas, kayu, dan baja), asalkan
memungkinkan masuknya udara karena kapang tempe
membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik
biasanya diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk.
Biji-biji
kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi. Pada
proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji kedelai,
menyatukannya menjadi tempe.
Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20°C–37°C selama 18–36 jam. Waktu
fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang menggunakan banyak inokulum dan
suhu yang lebih tinggi, sementara proses tradisional menggunakan laru dari daun
biasanya membutuhkan waktu fermentasi sampai 36 jam.
CARA
PEMBUATAN ONCOM
Untuk membuat oncom, sebenarnya tidak terlalu
sulit. Bahannya, yaitu :
- kacang tanah
- ragi oncom
- bambu
Kacang tanah adalah bahan baku utama produksi oncom. Bambu sebagai
bahan sasag atau dasar/alas tempat meletakkan oncom, sedangkan minyak
tanah/kayu bakar untuk proses penanakannya.
Proses pembuatan oncom pasireungit :
- Kacang tanah yang telah dibersihkan sebersih mungkin dimasukkan ke kampa, sejenis mesin penggilingan kacang tanah.
- Setelah itu, wujudnya menjadi bungkil mentah. Bungkil mentah tersebut lalu dicetak dengan mesin pres.
- Kadar minyaknya dipisahkan dan menjadi bungkil pres. Bungkil pres berbentuk lempengan bulat seperti lingkaran CD. Beratnya lebih kurang 1 kg per lempeng.
- Bungkil pres ini selanjutnya direndam dengan air yang sudah dimasak. Setelah 7 jam proses perendaman, bungkil pres yang sudah berubah jadi serbuk oncom tersebut dimasukkan ke dalam carangka.
- Serbuk oncom itu pada sekira pukul 1.00 dini hari dikukus hingga masak, setelah itu dicetak berbentuk empat persegi panjang. Selama 12 jam potongan-potongan oncom tersebut ditutup atau diselimuti dengan karung setelah sebelumnya ditaburi ragi oncom secukupnya agar nantinya timbul jamur-jamur oncom. Setelah berjamur, potongan-potongan oncom diberi sasag yang terbuat dari bambu. Baru selanjutnya oncom siap dipasarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar