Nama :
Zuliana Sari Safitri
Kelas :
X-1
No.Ab :
29
DALAM MIHRAB CINTA
Kisah perempuan yang hidup berkecukupan, sukses, memiliki pekerjaan yang
terhormat dan bisa dibanggakan sebut saja dia “Zahrana” bagaimana tidak dia
mampu meraih gelar “Master Teknik”dari sebuah institute teknologi paling
bergengsi di Negara ini.
Namun dibalik kesuksesannya ada satu hal yang dia tangisi setiap malam,
setiap kali bermunajat kepada sang pencitpa siang dan malam ia menangisi
takdirnya yang belum juga berubah yaitu takdir dia sebagai “perawan tua” yang
belum juga berubah yaitu takdir sebagai perawan tua yang belum juga mendapatkan
jodohnya.
Terkadang dia menyalahkan diri sendiri karena tidak menikah ketika masih
duduk di S1 dahulu? Ketika itu padahal ada laki-laki yang mati-matian
mencintainya sejak duduk di bangku kuliah, laki-laki itu mengajak menikah namun
dia menolak karena laki-laki itu tidak cerdas dan tipe lelaki kerdil.
Diapun menyadari dulu banyak mutiara yang datang kepadanya, dia tolak
tanpa pertimbangan dan sekarang hanyalah bebatuan dan sampah yang datang dan
membuatnya menderita batin cukup dalam.
Umurnya sudah tak muda lagi sudah tiga puluh empat tahun (34th)
hari ini ia kembali diuji seseorang akan
datang kepada orang tuanya untuk meminangnya sebut saja namanya pak H.
Sukarman, M.Sc Dekan Fakultas Teknik orang nomer satu di tempat Zahrana
mengajar, duda umur lima puluh lima tahun (55th) materi tak usah
ditanya perempuan itu pun bingung untuk memutuskan.
Zahranapun berbicara kepada kedua orang tuanya ia meminta kepada mereka
pengertiannya jika ia nanti mengambil keputusan yang mungkin tidak melegakan mereka
berdua, kedua orang tuanya pun pasrah dalam kekecewan, tapi mereka tetap
berharap akan terjadi hal yang membahagiakan.
Zahrana pun tidak asal menikah, karena menikah adalah ibadah bukan asal-asalan, harus dikuati benar
syarat, rukunnya meskipun ia tahu ia sudah jadi prawan tua yang sangat
terlambat menikah dan akhirnya menolak pinangan pak Karman dan pak Karman pun
marah, sakit hati, dan kecewa sampai pak Karman mencaci maki Zahrana, dan
Zahrana pun berniat meminta maaf dan mengundurkan diri dari pekerjaannya
sebagai dosen pengajar.
Dari pada ia dikeluarkan dengan tidak hormat oleh pak karman, orang nomer
satu di fakultas tempat ia mengajar. Dan zahrana pun mengundurkan diri dari
pekerjaan sebagai dosen pengajar. Dan Zahranapun tidak membutuhkan waktu yang
lama baginya untuk mendapatkan pekerjaan dari temannya yang mendapatkan
informasi bahwa STM Al-Fattah Meranggen Demak sedang membutuhkan guru baru yang
profesional untuk mendongkrak prestasi sekolah, iapun mengajukan lamaran dan
hari itu juga ia diterima, meskipun ia telah memiliki pekerjaan baru namun
cobaan itu masih mendatanginya, bagaimana tidak ia sering mendapat sms cacimaki
yang isinya tentang menjelek-jelekkan Zahrana sebagai perawan tua yang tak
laku-laku dan tidak disangka dia menerima surat dari teman mengajar/dosen isi
surat yaitu mengajak Zahrana menikah menjadi istri yang ke-2nya, Zahrana
menolak tepatnya tidak mau dimadu.
Bumi terus berputar pada porosnya, hari berganti bulan, hampir 6 bulan ia
mengajar di STM, namun masalah utamanya belum selesai, ia juga belum
mendapatkan jodohnya.
Lamaran silir berganti yang semuanya di tolak Zahrana dan membuat ibunya
sempat marah iapun menangis dipangkuan ibunya, dan meminta maaf jika belum bisa
menjadi anak yang belum bisa membahagiakan orang tuanya, ibunya akhirnya luluh
dalam tangis dan ayahnya melihat hal itu juga ikut menangis, sambil mengusap
air mata Zahrana berkata kepada ayahnya, saya akan sowan ke tempat Bu Nyai dan
Pak Kyai secepatnya untuk menanyakan pujaan hati.
Keesokannya ia nekat menghadap pak Kyai dan Bu Nyai, kedatangannya
diterima bu Nyai dengan wajah menyejukkan, Zahrana pun menceritakan kepada bu
Nya apa maksud kedatangannya, oh baiklah kalau begitu besok kamu telepon aku
ya, nanti malam aku akan rembugan dengan pak Kyai. Jawab Nyai.
Esoknya Zahrana masuk kelas untuk mengajar, tiba-tiba kepala sekolah
memanggilnya Zahranapun bertanya dalam hati lalu Zahranapun mendatangi ruang
kepala sekolah untuk menanyakan kenapa dia dipanggil pagi-pagi ternyata kepala
sekolah mendapat telepon dari bu Nyai beliau meminta Zahrana menghadap beliau
sekarang juga, Zahranapun mengerti maksud bu Nyai memanggilnya.
Nyai berkata begini anakku pak Kyai mempunyai seseorang santri yang sudah
3 tahun meninggalkan pesantren ini ia
dulu sangat diandalkan oleh pak Kya namanya Rahmad, ia dari keluarga pas-pasan
pekerjaannya sekarang jualan kerupuk ia duda tanpa anak istrinya meninggal
karena penyakit demam berdarah.
Itulah informasi yang bisa saya sampaikan musyawarahkan dengan kedua
orang tuam dan kerjakanlah shalat Istiharah jika kamu ingin dan tertarik.
Sampai di rumahnya ia mengajak musyawarah ayah dan ibunya dan ia mulai
mantap, mantap sudah hatinya, mantapnya sudah bulat untuk semakin memantapkan
iapun shalat istikharah.
Setelah istikharah mantapnya semakin besar, iapun menelepon bu Nyai dan
menjelaskan kemantapannya, namun si penjual kerupuk itu justru tidak mau ia
minder dan lain sebagainya, setiap malam dan siang ia selalu di depan pintu
rumahnya menanti kedatangan penjual kerupuk itu datang dan tidak di sangka
penjual kerupuk itu datang melewati rumahnya. Zahranapun mengejar si penjual
kerupuk itu dan iapun saling berkenalan dan 1 minggu kemudian dua keluarga itu
dipertemukan untuk membicarakan pernikahan mereka, dalam waktu relatif singkat
undangan pernikahannya tersebar semua temannya diundang tanpa terkecuali, hari
pernikahan Zahranapun semakin dekat hatinya berbunga-bunga besok acara
pernikahan itu berlangsung. Setelah shalat Isya ia langsung tidur agar besok ia
benar-benar fresh dan segar. Tiba-tiba jam setengah tiga ia dibangunkan oleh
sahabatnya ia kaget karena ada keributan, iapun bertanya dengan sahabatnya apa
yang terjadi dan ia menjawab Rahmat telah tiada ia meninggal dunia ditabrak
kereta api. Mendengar itu Zahranapun menjerit histeris semua membisu, semua
larut dalam kesedihan.
Ternyata tidak sampai disitu, tanpa sepengetahuannya dirumah terjadi
masalah kedua, ayahnya yang lemah telah rentang, tidak kuat menahan tekanan batin
ia terkena serangan jantung, dan tidak tertolong nyawanya, hari itu ia
meninggal menyusul calon menantunya.
Entah kenapa firasat Zarana terus mengatakan bahwa pak Karman ada dibalik kematian calon
suaminya karena seseorang tidak rela Zahrana menikah dengan orang lain hanya
pak Karman.
Ingin Zahrana melapor pada polisi namun Zahrana tidak memiliki bukti dan
Zahrana hanya dapat merelakan semua ini.
Hari terus berganti, waktu terus berputar saat Zahrana pulang mengajar ia
terkejut sebab ada mobil sedan tepat di depan rumahnya, iapun menduga-duga.
Setelah masuk ia tahu kalau yang datang ternyata bu dokter Zulaikah, ibunya
Hasan anak didik Zahrana di Fakultas Teknik Jawa Tengah di Semarang dan mereka
pun bercakapan, ibu Zul konsultasi dengan bu Zahrana dua hari yang lalu Hasan
minta nikah calon yang diajukan Hasan adalah bu Zahrana, Zahranapun kaget saya
bu? Zahrana bingung harus menjawab apa, Zahrana diam ia tidak tahu harus ia
putuskan. Ia tetap diam, namun saat bu Zul pamit berdiri mengikuti bu Zul dan
Zahrana menerima lamaran itu, tetapi ada syaratnya Akhad nikahnya nanti malam
ba’da shalat Tarawih di masjid biar disaksikan seluruh jamaah masjid. Bu Zul
pun menerima syarat yang diberikan Zahrana dan ibu Zul pulang.
Setelah shalat Magrib Zahrana mendapat telepon dari Hasan, Bu Zahrana ini
Hasan saya setuju dengan syarat ibu, ibu siapkan wali dan saksinya. Saya akan
siapkan maharnya dan penghulunya.
Dan pada malam kedua di bulan suci Ramadan apa yang diharapkan Zahrana
terjadi, Akhad nikah itu terjadi malam itu Zahrana sangat bahagia, Zahana
menunaikan sebagai seorang istri yang sudah ia tunggu-tunggu bersama seorang
suami, kebahagiaan Zahrana malam itu mengapus semua derita yang dialaminya
selama ini.
Malam itu benar-benar malam kesaksian cinta yang didendangkan Allah.
Subhanallah wal hamdulillah walailahaa illa llahu wallaahu akbar.
Penulis,
Tahun 2007
Habiburrahman El
Shirazy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar