TITIAN
NABI
PESONA CINTA SUCI DARI TIGA NEGERI INDONESIA MESIR
DAN TANAH SUCI MEKAH
Usianya baru mengimjak usia 15 ketika seorang laki laki mengetuk pintu
hatinya, lelaki itu telah mengembalikan rasa percaya diri nya dengn untaian
kata yang menyejukan dan berhasil
menyentuh hatinya.laki laki itu bernama Fauzan Attarbiasa di panggil Attar.
Lelaki itulah yang membimbing tanganya
melangkah memasuki taman cinta kasih yang di penuhi dengan aneka ragam tanamanberaroma
harapn Zahra demikian orang memanggilnya. Seperti lazimnya para wanita,Zahra
juga senang mengenang masa kecilnya yang bergelimang keindahan dan derai
tawa.masih jelas terdengar panggilan nafisah ibunya dalam memorinya para
tetangga sering memanggilmya Zahra sebenarnya dia lebih suka di panggil Jamilah
nallawang ayah nya memberi nama Zahratul Jamilah yang berarti bunga cantik zaratul
Jamilah bukan lagi berarti bunga yang cantik tapi ia berubah menjadi bunga yang
layu dengan tangkai mengering setiap
melewati taman kota yang di penuhi aneka ragam bunga ia seperti melihat anak
kecil yang berwajah setan. dirinya tak tau alasan penderitaan ini. Ia tiba tiba
merasa makhluk yang paling malang yang ada dalam
dunia ini.kesendirian ketika malam seakan bersekutu dengan nestapa dan siap
menjatuhkanya ke dalam jurang yang dalam
demikianlah derita hidup yang di alami Zahra pada usianya masih tergolong muda.
***
Watansoppeng juli-oktober 1995, awal musim hujan pun tiba rumah panggung yang
di bangundi atas tiang dari bahan kayu
beringin dengan dinding dan papan lantainya terbuat dari kayu bayam dan
jati,tampak tidak terlalu istimewa di banding rumah rumah lainya,itulah rumah Fauzan
Attar.suatu hari dimusim itu Zahra dan Aisyah , sahabatnya mendapat undangan
untuk menghadiri sebuah seminar yang diadakan oleh alumni DDI, soppeng.yang
bertempat di gedung pertemuan masyarakat soppeng,dikawasan lapangan
gasis,seninar ini akan membahas tentang ekonomi islam dengan narasumber alumni
timur tengah.Aisyah merupakan
kepercayaan nfisah,setiap kali Zahra pergi ke swtu tempat yang jauh pasti Aisyah akan slalu menemaninya.dari sekian banyak
peserta hanya mereka berdua yang dari
smp sedangkan yang lain kebanyakan dari anak anak smu dan mahasiswa mereka
duduk dalam ruangan sambil menanti acara di mulaisementara nereka asyik dengan
pikiranya masing masing.tiba masuklah seorang pemuda yang gagah lewat pintu
samping,seyumnya amat manis seluruh peserta yang ada di dalam ruangan itu terpana ketika
melihat pemuda itu.akhirnya pemudatersbut mendekati tempat duduk Zahra dan Aisyah
setelah Aisyah berdiri dan mamperkenanalkan pemuda tersebut
kepada Zahra pemuda itu bernama Fauzan Attar dia adalah satu satu nya pemuda
soppeng yang lolos seleksi beasiswa tahun ini untuk berangkat ke Kairo untuk
belajar di Universitas Al Azhar sebagai utusan dari Depag Fauzan Attar lalu
duduk di samping mereka berduadan berbincang bincang sebentarkepada Zahra dan Aisyah.
***
Stelah acara seminar slesai Aisyah
mengajak Zahra untuk pergi ke panorama
mengajak Zahra ketempat itu adalah untuk bertemu Fauzan Attar, karena itu
adalah permintaan dari Attar sendiri.seandainya Aisyah mengatakan bahwa Attar yang mengajak Zahra kesini mungkin Zahra tidak akan
mau, Zahra ingat sekali saat pertama kali ke panorama.ketika itu umur Zahra
baru berumur 6 tahun dan masih samar samar dalam ingatn nya. Kejadian yang di dalam nya dimana dia harus rela mengubur jari manis nya
yang terkena ranting pohon mangga yang tiba tiba jatuh menimpa tanganya Zahra
datang lagi ke panorama untuk yang kedua
kalinya setelah satu setengah tahun yang lalu di tempat itu diia bertemu dengan
seorang laki laki yang bernama faizal yang telah menyakiti hatinya Faisal mengikrarkan janji setia di tempat itu.tapi
yang di dapat hanya luka belakameskipun wktu itu usia Zahra baru 13 tahun tapi
dia sudah mengenal namanya cinta dan perihnya sakit hati.dan kali ini Zahra ke
panorama ntuk ke tiga kalinya dengan pasrah.sahabat yang dia sayangi meminta
untuk menemani nya dan dia tidak mungkin menolak ajakan sahabatnya itu.menurut Zahra
pertemuan nya dengan Attar hari ini adalah kebetulan saja puncak panorama
sebenarnya tidaklah terlalu jauh hanya 300 meter jika di kur dari masjid raya
babussalam tetapi bila di tempuh dengan kaki lembut Zahra akan terasa lama
sekali akhirnya setelah menempuh perjalanan kira kira setengah jam mereka
berdua sampai juga di tempat tujuan setelah tibalah Attar di situ Zahra kaget
mengapa Fauzan Attar ada di sini setelah itu Attar mengajak Zahra dan Aisyah duduk di kursi panjang yang ada di taman kecil suasana di panorama tampak
sepi tapi kalau hari libur ramai orang
berkunjung beberapa saat kekmudian Aisyah minta pamit untuk ke toilet Zahra ingin ikut Aisyah
tapi Aisyah membujuk Zahra untuk tidak usah ikut Aisyah tw kalau dia harus memberikan kesempatan
kepada Attar untuk berbicara berdua dengan Zahra dan itulah tujuan mengapa Aisyah
mengajak Zahra ke panorama setelah
kepergian Aisyah Fauzan Attar dan Zahra
saling berdiam diri akhirnya Attar memulai pembicaraan dengan Zahra Attar
mengtakan bahwa dirinya lah yang meminta Aisyah untuk mengajak Zahra ke tempat ini Attar juga
mengatakan bahwa beberpa tahun yang lalu dia telah membuat jari tangan Zahra
buntung dan cacat tutur Attar dengan panjang lebar setelah selesai Attar
meminta maaf atas kejadian tempo dulu
dan Zahra pun mau memaaf kan Attar beberapa saat lamanya akhirnya Aisyah muncul
dan beberapa saat di tempat itu, mereka bertiga pun pulang ke rumah
masing-masing.***
Sebelum pulang ke rumah Zahra mampir ke sebuah pasar kecil yang tidak
jauh dari rumahnya. Baru saja beberapa langkah melewati gerbang pasar tiba-tiba
turun hujan, akhirnya Zahra berlari untuk mencari tempat berteduh. Tapi karena
terburu-buru Zahra menabrak seorang wanita yang membawa belanjaan banyak.
Dengan rasa bersalah Zahra akhirnya meminta maaf dan membantu wanita itu
berdiri dan mengambila belanjaannya. Tapi wanita itu malah menghina Zahra
dengan kata-kata kotor, mendengar itu betapa sakitnya hati Zahra. Zahra tetap
meminta maaf kepada wanita itu, setelah kejadian itu Zahra pulang dengan
membawa kesialan dan pakain yang basah kuyup. Tidak jauh dari sekolah Zahra ada
sebuah taman, orang-orang sekitar menyebutnya taman kota . Setiap Rabu sehabis pulang sekolah
Zahra selalu menyempatkan diri untu ke taman itu. Dan hari ini Zahra ke taman kota dan di tempat itu
Attar mengutarakan isi hatinya kepada Zahra dan akhirnya Zahra menjawab cinta
Attar yang akan membawa hatinya terbang ke tanah Mesir nan jauh. Hari berganti
hari begitu cepatnya. Hubungan Attar dan Zahra sudah berjalan hampir tiga bulan
lebih dan semakin akrab. Hari ini merupakan hari Minggu terakhir sebelum
keberangkatan Attar ke Mesir. Dan hari ini Aisyah mengajak Zahra untuk jalan-jalan ke pemandian
alam ompo bersama Attar dan Malik kakak Aisyah. Sesampai di sana Zahra menanyakan kapan Attar berangkat
ke Mesir, Attar mengatakan bahwa dia akan berangkat ke Mesir pertengahan
Oktober nanti. Attar akan tinggal di Kairo selama empat tahun demi mendapatkan
gelar LC. Zahra akan bangga bila punya pacar yang bergelar LC. Setelah pusa
bermain di pemandian itu mereka semua pulang. Tetapi Attar tidak langsung
pulang tetapi dia mengantarkan Zahra pulang ke rumahnya dan sekalian berkenalan
dengan kedua orang tua Zahra setelah tiba di rumah Attar berbincang-bincang
dengan Mallawang dan Nafisah. Singkat cerita akhirnya Attar mendapat restu dari
orang tua Zahra. Setelah kejadian itu berbungalah hati Zahra. ***
Akhirnya pagi yang tidak diharapkan Zahra dan Attar tiba juga, tepatnya
tanggal 20 Oktober 1995. Attar meninggalkan tanah soppeng menuju Ujung Pandang dan ke esokan harinya berangkat ke Jakarta untuk mengikuti
pelatihan Bahasa Arab dan langsung terbang ke Kairo. Melalui Depag, maka dari
itu ia berangkat lebih awal.
Desember 1995, dua bulan sudah Attar di Mesir kabar terakhir yang Zahra
dapat adalah sewaktu Attar hendak memasuki Airport Cengkareng sebelum berangkat
ke Kairo. Dan dua bulan lebih Zahra berada di bawah bibir kerinduan. Dan di
Jakarta sebelum Attar ke Kairo ia terlebih dahulu mengikuti pelatihan Bahasa
Arab, sesampai di sana
Malik mengatakan bahwa nama Attar telah di coret oleh Depag dari peserta
rombongan. Betapa sedihnya hati Attar mendengar itu, dia tidak tahu harus
berbuat apa, ia tidak mungkin kembali ke tanah Soppeng dengan tangan hampa,
penduduk soppeng telah menaruh harapan di pundak Attar agar Attar bisa lulus di
Universitas Al Azhar Kairo dan mendapat gelar LC, keesokan harinya Malik punya
cara agar mereka bisa pergi Ke Kairo menggunakan Visatour, mereka harus
berbohong dengan kedutaan, sebenarnya mereka bertujuan untuk belajar bukan
untuk jalan-jalan. Hari yang dinanti pun tiba tepatnya di hari Pahlawan
Nasional. Attar dan Malik tinggal di KKS (Kairo) yang diurusi oleh Sulaiman.
Tetapi selama di sana
ternyata Sulaiman telah menyalahgunakan kepercayaan Attar dan Malik. ***
Tahun 1994, 4 tahun sudah Attar di
Kairo dan sekarang Zahra pujaan hatinya telah menjadi gadis yang cantik dan
tambah dewasa, kini Zahra kuliah di salah satu Universitas di Makasar. Suatu
hari ketika Zahra duduk-duduk di sebuah taman tiba-tiba Aisyah datang dan
mengagetkan Zahra yang sedang termenung. Aisyah memang berbeda fakultas dengan
Zahra, Aisyah mengatakan bahwa tadi ibunya Zahra telpon ke nomor Aisyah, maklum
waktu itu Zahra belum mempunyai hp jadi kalau keluarga yang ada di Sopeng ingin
tahu keadaan Zahra harus hubungi Aisyah. Beberapa saat kemudian ibu Zahra
telpon, Nafisah mengabarkan agar Zahra besok pagi pulang ke Soppeng. Mendengar
kabar itu Zahra cemas apakah di rumah ada yang sakit? Pikir Zahra saat itu
tanpa pikir panjang Zahra pulang malam itu juga di dampingi Aisyah. Sesampai di
Soppeng Zahra dan Aisyah tidak berdaya
karena perjalanan semalam, keesokan harinya Zahra menceritakan penyebab
utamanya yang membuat mereka tidak berdaya kepada Malawang dan Nafisah. ***
Kota Watansoppeng sedang cerah, awan tampak putih bersih menghiasi
angkasa. Di siang hari ada sebuah mobil angkot berhenti di perempatan jalan
menuju rumah Zahra, sesampai di depan
rumah Zahra lelaki yang turun dari
angkot tadi mengucap salam tapi yang
keluar dari dalam rumah bukan Zahra tetapi Nafisah, ibunya. Lalu ibu Zahra
menyuruh pemuda itu masuk dan mempersilahkan duduk. Nafisah masuk ke dalam, dia
menyuruh Zahra untuk mengantarkan teh untuk pemuda itu. Ternyata pemuda yang
ada di ruang tamu itu adalah Fauzan Attar kekasih hati Zahra. Zahra terkejut
sekali hampir-hampir nampan yang di bawanya terjatuh, tapi Attar langsung
menangkapnya. Setelah mereka duduk Zahra dan Attar bercerita, dan semakin jauh
dan akrab. Setelah seharian di rumah Zahra, Attar meminta untuk undur diri
pulang ke rumah. Malam harinya Zahra mendapat telepon dari Attar bahwa besok
Attar akan mengajak Zahra untuk datang ke rumahnya menemui keluarganya.
Keesokan harinya kira-kira pukul 4 sore, Zahra
pergi ke rumah Attar di temani Aisyah. Sesampai di rumah Attar, Zahra
dan Aisyah masuk ke rumah Attar kemudian mereka duduk di depan ke dua orang tua
Attar. Mereka mengobrol dan bercerita dengan hangat. Ibu Attar mengatakan bahwa
sejak kecil bahwa sejak kecil Attar tantenya dan semua kebutuhan hidup Attar di
tangguny tantenya itu. Ibu Attar juga bilang bahwa keberangkatan ke Kairo itu
di biayai tantenya, mendengar itu Zahra kaget bukankah selama ini seluruh
keberangkatan Attar di tanggung Depag, akhirnya Attar menceritakan semua
kejadian yang dialaminya selama di Jakarta dan di Kairo bersama Malik.
Mendengar itu Zahra tidak bisa membendung air matanya. Mereka terus bercerita
dan sepertinya ibu Attar tidak keberatan kalau Zahra jadi menantunya meski dia
tahu kalau tangan Zahra cacat. ***
Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama karena tantenya Attar datang
ke rumah, Attar memang sengaja memanggil untuk memperlihatkan dan
memperkenalkan Zahra kepada tantenya. Bagaimanapun Attar tidak mungkin menikahi
Zahra tanpa sepengetahuan tantenya. Setelah memperhatikan Zahra dari atas
sampai bawah, dengan sinis tante Attar yang bernama Ratna mengata-ngatai Zahra
dengan kotor dan pedas mendengar itu Zahra bagai di sambar petir dan ternyata
tante Attar adalah wanita yang ditabrak Zahra 4 tahun silam setelah pulang dari
panorama, Attar yang ada di tempat tidak bisa berbuat apa-apa. Attar tidak bisa
membantu Zahra. Karena sudah tidak tahan akhirnya Zahra langsung berlari ke
luar rumah Attar dengan hati hancur lebur. Aisyah segera bangkit dan mengejar
Zahra dia takut terjadi apa-apa dengan sahabatnya itu. Zahra sudah sakit hati
dan dia terus berleari seperti dikejar
setan. Tiba-tiba di tengah jalan angin bertiup kencang, Zahra terus berlari
tanpa memperdulikan Aisyah yang mengejarnya dari belakang. Tiba-tiba petir
menyambar dengan kerasnya, Zahra kaget dan langsung terjatuh. Aisyah segera
lari dan memeluk Zahra. Empat tahun sudah Zahra menyimpan harapan yang begitu
besar kepada Attar tetapi sekarang hancur hanya dalam beberapa menit saja.
Dengan menumpang angkot Aisyah membawa pulang Zahra ke rumah, selama perjalanan
Aisyah terus menghibur Zahra. Sesamapi di rumah betapa terkejutnya orang tua
Zahra melihat anak mereka satu-satunya seperti itu. Setelah membawa Zahra ke
kamar Aisyah menceritakan semua kejadian yang terjadi ketika di rumah Attar.
Nafisah tidak menyangka bahwa keluarga Attar yang agamis itu tega melakukan
perbuatan seperti itu. Tiga hari tiga malam Zahra tidak meninggalkan kamarnya.
Pandangan matanya kosong dan tubuhnya kurus karena tidak mau makan. ***
Sudah setengah bulan Zahra tidak mengikuti perkuliahan, namun selama itu
juga penderitaan hatinya tidak kunjung dapat di sembuhkan. Aisyah yang sempat
pulang ke Makasar untuk menyelesaikan tugas-tugasnya hari itu datang lagi.
Sesampai di rumah Zahra, Aisyah langsung ke rumah Zahra untuk mengetahui
keadaan Zahra waktu itu. Zahra meminta Aisyah untuk mengantarkan jalan-jalan
keluar. Setelah lelah mereka kembali pulang. Sebenarnya kedatangan Aisyah
kerumah Zahra adalah mengantarkan amanat dari Attar. Tapi surat itu diserahkan keesokkan harinya.
Setelah mendapat surat
itu kemudian Zahra membacanya setelah beberapa saat membaca, Zahra tiba-tiba
menjatuhkan diri ke lantai dengan air mata mengalir di pelupuk matanya. Setelah
kejadian itu Zahra tidak pulih lagi. Berhari-hari berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan
keadaan Zahra seperti mayat hidup, semakin hari jiwanya semakin rapuh demikian
juga tubuhnya, sedikit saja dia terkena angin langsung terserang penyakit.
Keadaan itu berlangsung cukup lama. Bangku kuliah sudah ia tinggalkan dan
cita-citanya pun telah sirna. Suatu malam Zahra mendengar pembicaraan antara
ayah dan ibunya. Ternyata ibunya punya rencana untuk berhaji tahun ini,
mendengar itu Zahra meneteskan air mata. Betapa ia ingin ke tanah suci.
Keesokan harinya Zahra meminta izin agar bisa ikut berhaji, awalnya Nafisah
menolak karena sudah tidak punya biaya lagi, tapi Zahra berkata bahwa dia ada
uang 20 juta dari royalti tulisannya. Nafisah kaget bercampur gembira. Dua hari
kemudian mereka pergi ke Bank untuk menyetor ongkos naik haji, sejak saat itu
Zahra semakin aktif dalam beribadah pada Allah SWT. ***
Hari yang dinantikan tiba, begitu mendarat di bandara King Abdul Jeddah
mereka bergabung dengan rombongan kloter 2 30 UPG, langsung dibawa ke Madinatul
Hujjaj. Dari Madinatul Hujjaj mereka melakukan ritual pertama pelaksanaan haji
yaitu mandi dan sholat ihram. Selanjutnya mereka berangkat ke Mekkah setelah 4
jam di sana .
Pondokan mereka sudah di tentukan di daerah Misfalah Maktab 75. kemudian mereka memutari Masjidil
Haram ke arah kanan dan mencari pintu utama masjid yang ingin mereka masuki.
Rombongan mereka ada 10 orang, masing-masing orang mempunyai tanda khusus yaitu
peniti yang dilekatkan pada mukena bagian
atas. Jika mereka terpisah akan lebih mudah untuk ditemukan. Zahra
tiba-tiba tersungkur bersujud ketika pertama kali melihat Baitullah. Zahra
kemudian tawaf, ketika melewati rukun Yamani dia singgah sejenak dan diusapnya
sudut mulia itu sambil berdoa dan begitu sampai di hajar aswad lalu dia
melambaikan tangan seraya mencium dari jauh setelah 7 kali putaran, ia
melaksanakan sholat sunnah tawaf dan minum air zam-zam. Ketika di Mekkah Malik
datang untuk menemui Zahra dan memberikan wasiat dari Attar. Malik juga
mengatakan bahwa sekarang Attar pergi jauh untuk berjihad di jalan Allah.
Setelah menerima dan membaca wasiat Attar. Tiba-tiba Zahra menangis. Tiga hari
menjelang wukuf, semua calon jemaah haji sudah berkumpul di padang arofah. Sehari sebelum ke arofah Zahra
di serang demam tinggi namun keadaan itu tidak membuatnya patah arang. Ketika
berangkat ke Mudhalifah dan mina penyakit Zahra belum turun, akhirnya Aisyah
menggantikan Zahra dan ibunya untuk melontar jumroh. Esok harinya subuh pada
hari tanggal 13 Dzulhijah, penyakit Zahra semakin parah, bahkan ia tidak
sanggup lagi mengankat kepalanya. Dalam keadaan seperti itu Zahra masih bisa
mengingat keluar di Soppeng. Dan akhirnya Zahra menghembuskan nafas terakhirnya
dengan wajah berseri dengan bibir manis hendak tersenyum di atas pangkuan
ibunya. Pada hari terakhir yaumun Nahr 13 Dzulhijah tahun 2000 M. ruh Zahra
terbang menuju Allah SWT dengan meniti di titian Nabi pada usia mendekati 20
tahun.
Sekian
Samarinda, 27 April 2008
H. Mahmud Masykur AR. Said, LC.
ada soft filenya Novel titian nabi ini??? boleh minta
BalasHapus