Angels Blog

Welcome To Uwie Blog....

Selasa, 22 Maret 2011

Ringkasan Novel Tugas Muhammadiyah


Nama  : Abu Hasan
No. ab : 1
Kelas  : X.1

DIATAS SAJADAH CINTA

Kota Kufah terang oleh sinar purnama semilir angin yang bertiup dari udara membawa hawa sejuk sebagian rumah telah menutup pintu dan jendelanya namun geliat hidup kota Kufah masih terasa di serambi masjid Kufah sorang pemuda berdiri tegap menghadap kiblat.ke dua matanya memandang teduh ke tempat sujud.bibirnya bergetar melantunkan ayat suci Al-Qur’an . Hati dan seluruh jiwanya menyatu dengn tuhan pencipta alam semesta orang orang memanggilnya ZAHID  KARENA KEZUHUDANYA. Meskipun ia masih muda dia dikenal masyarakat sebangai pemuda yang paling tampan dan paling mencintai masjid di kota Kufah. Pada masanya.sebagai besar waktunya ia di habiskan dalam masjid untuk ibadah dan menuntut ilmu pada ulama terkemuka pada kota Kufah. saat itu masjid adalah pusat peradaban ,pusat pendidikanpusat informasi dan pusatperhatian.pemuda itu terus larut dalam samudra ayat ilahi sampai pada ayat ayat azab tubuh pemuda itu bergetar hebat.air matanya mengalir deras neraka bagaikan menyala nyala di hadapanya . namun jika ia sampai pada ayat ayat nikmat dan surga imbun sejuk dari langit terasa bagai menggunyur sekujur tubuhnya ia merasakan kesejukan dan kebahagiaan.ia bagai mencium aroma wangi para bidadari yang suci. Hatinya bertanya tanya apakah dia termaksuk golongan yang mensucikan jiwanya atu kah golongan yang  mengotori jiwanya.dia termaksuk golongan yang beruntung atukah yang merugi.ayat itu ia ulang berkali kali hatinya bergetar hebat tubunya berguncang akhirnya ia pingsan sementara itu di pingir kota tampak sebuah rumah mewah dan bagai istana lampu lampu yang menyala dari kejauhan tampak berkelip kelip bagai bintang gemintang rumah itu milik seorang saudagar  kaya memiliki kebun korma yang luas dan hewan ternak yang tak terhitung jumlahnya dalam salah satu kamarnya tampak seorang gadis jelita sedang menari nari riang gembira wajahnya yang putih susu tampak kemerah merahan terkena sinar yang terpancar bagai lentera yang menerangi ruangan itu kecantikanya sungguh mempesona gadis itu terus menari sambil mendegarkan syair syair cinta gadis itu terus meneri nari dengan riangnya hatinya berbunga bunga di ruangan tengah kedua orang tuanya menyuggin senyum mendegarkan syair yang didendangkan putrinya sang ibu berkata Abu Avirah putri kita sedang mengijak dewasa kau dengarkan lah baik baik syairnya yang ia dendangkan yaitu syair syair cinta memang udah saatnya dia menikah kebetulan tadi siang di pasar aku berjumpa dengan abu Yasir  pada saat yang sama di sebuah tenda mewah tak jauh dari pasar Kufah seorang pemuda tampan di kelilingi oleh teman temanya tak jauh darinya seorang penari melegak legokan tubunya di iringin suara kendang dan seruling ayo bangun Yasir  penari itu mengeringkan matanya pada mu bisik temanya benarkah bener ayo cepatlah dia penari tercantik di kota ini jangan kau sia siakan kesempatan ini Yasir  lalu bangkit dari duduknya dan beranjak menghampiri sang penari, sang penari mengulurkan tanggan kanannya Yasir  dan Yasir  menyabutnya keduanya lalu menari nari di iringi ma seruling ma kendang kedua duanya bener bener hanyut dalam kelenaan dengan gerakan mesra penari itu membisikan sesuatu ketelinganya Yasir  apakah anda pnya waktu malam ini bersama ku Yasir  tersenyum dan mengagukan kepalanya keduanya terus menari suara kendang memecah hati irama seruling melingking lenking aroma arak menyengat nurani hati dan fikiran mejadi mati ke esokan harinya usai solat duha Zahid  meningalkan masjid menuju pingiran kota ia hendak menjenguk saudaranya yang sakit ia berjalan dengan hati terus berzikir menbaca ayat ayat suci Al-Qur’an  ia sempatkan ke pasar sebentar untuk membeli anggur dan apel buat saudaranya yang sakit Zahid  berjalan melewati kebun korma yang luas saudaranya pernah cerita bahwa kebun itu milik saudagar kaya Abu Avirah dia terus melangkah menapaki jalan yang membelah kebun korma tiba tiba dari kejauhan dia melihat titik hitam dia terus berjalan dan titik hitam itu terus membesar dan mendekat matanya lalu menangkap kejauhan belahan bayangan itu mejadi seseorang yang sedang menungang kuda lalu sayup sayup telinganyan menangkap suara tolong tolong suara itu datang dari arah penungang kuda yang jauh di depanya di menhetikan langkah penungang kuda itu semakin jelas dua mata bening di balik cadar itu terus memandangi wajah tapan Zahid  menundukan pandanganya ketanah perepuan itu bamgkit tampa sepngetauan Zahid  ia membuka dan tampaklah wajah cantiknya nan mempesona tiba tiba gadis itu berlari dan berdiri di hadapan Zahid  terang saja Zahid  gelagapan hatinya bergetar  hebat menatap aura kecantikan gadis itu yang ada di depanya seumur hidup ia belum pernah menghadapi setuasi seperti ini semetara itu di dalam masjid ufah tampak Zahid  sedang menanggis di sebelah kanan mimbar ia menangisi hilanganya kekusukan hatinya dalam solat dia tidak tau harus berbuat apa sejak ia bertemu dengan afiah di kebun kurma tadi pagi ia tidak bisa mengendarikan gelora hatinyaaura kecantikan afiah bercokol sedemikian kuat dalam relung relung hatinya aura itu slalu melintas dalam solat baca alqoran dan dalam apa saja yang ia kerjakan ia mencoba berulang kali menepis jauh jauh aura pesona afiah dengan melakukan solat sekusuk kusuknya namun usa itu sia sia seketika itu Zahid  sujud sukur di mihrob masjid Kufah bungan bungan cinta bermekaran dalam hatinya tiada henti bibirnya mengucapankan alhamdulilah



Pencipta Novel Di Atas Sajadah Cinta
Nama   : Habiburrahman
Tahun   : 2006




 
TITIAN    NABI
PESONA CINTA SUCI DARI TIGA NEGERI INDONESIA MESIR DAN TANAH SUCI MEKAH

Usianya baru mengimjak usia 15 ketika seorang laki laki mengetuk pintu hatinya, lelaki itu telah mengembalikan rasa percaya diri nya dengn untaian kata yang  menyejukan dan berhasil menyentuh hatinya.laki laki itu bernama Fauzan Attarbiasa di panggil Attar. Lelaki itulah yang  membimbing tanganya melangkah memasuki taman cinta kasih yang  di penuhi dengan aneka ragam tanamanberaroma harapn Zahra demikian orang memanggilnya. Seperti lazimnya para wanita,Zahra juga senang mengenang masa kecilnya yang bergelimang keindahan dan derai tawa.masih jelas terdengar panggilan nafisah ibunya dalam memorinya para tetangga sering memanggilmya Zahra sebenarnya dia lebih suka di panggil Jamilah nallawang ayah nya memberi nama Zahratul Jamilah yang berarti bunga cantik zaratul Jamilah bukan lagi berarti bunga yang cantik tapi ia berubah menjadi bunga yang  layu dengan tangkai mengering setiap melewati taman kota yang di penuhi aneka ragam bunga ia seperti melihat anak kecil yang berwajah setan. dirinya tak tau alasan penderitaan ini. Ia tiba tiba merasa makhluk yang  paling malang yang ada dalam dunia ini.kesendirian ketika malam seakan bersekutu dengan nestapa dan siap menjatuhkanya ke dalam jurang yang  dalam demikianlah derita hidup yang di alami Zahra pada usianya masih tergolong muda. ***

Watansoppeng juli-oktober 1995, awal musim hujan pun tiba rumah panggung yang  di bangundi atas tiang dari bahan kayu beringin dengan dinding dan papan lantainya terbuat dari kayu bayam dan jati,tampak tidak terlalu istimewa di banding rumah rumah lainya,itulah rumah Fauzan Attar.suatu hari dimusim itu Zahra dan Aisyah , sahabatnya mendapat undangan untuk menghadiri sebuah seminar yang diadakan oleh alumni DDI, soppeng.yang bertempat di gedung pertemuan masyarakat soppeng,dikawasan lapangan gasis,seninar ini akan membahas tentang ekonomi islam dengan narasumber alumni timur tengah.Aisyah  merupakan kepercayaan nfisah,setiap kali Zahra pergi ke swtu tempat yang  jauh pasti Aisyah  akan slalu menemaninya.dari sekian banyak peserta hanya mereka berdua yang  dari smp sedangkan yang lain kebanyakan dari anak anak smu dan mahasiswa mereka duduk dalam ruangan sambil menanti acara di mulaisementara nereka asyik dengan pikiranya masing masing.tiba masuklah seorang pemuda yang gagah lewat pintu samping,seyumnya amat manis seluruh peserta yang  ada di dalam ruangan itu terpana ketika melihat pemuda itu.akhirnya pemudatersbut mendekati tempat duduk Zahra dan Aisyah  setelah Aisyah  berdiri dan mamperkenanalkan pemuda tersebut kepada Zahra pemuda itu bernama Fauzan Attar dia adalah satu satu nya pemuda soppeng yang lolos seleksi beasiswa tahun ini untuk berangkat ke Kairo untuk belajar di Universitas Al Azhar sebagai utusan dari Depag Fauzan Attar lalu duduk di samping mereka berduadan berbincang bincang sebentarkepada Zahra dan Aisyah. ***

  Stelah acara seminar slesai Aisyah  mengajak Zahra untuk pergi ke panorama mengajak Zahra ketempat itu adalah untuk bertemu Fauzan Attar, karena itu adalah permintaan dari Attar sendiri.seandainya Aisyah  mengatakan bahwa Attar yang  mengajak Zahra kesini mungkin Zahra tidak akan mau, Zahra ingat sekali saat pertama kali ke panorama.ketika itu umur Zahra baru berumur 6 tahun dan masih samar samar dalam ingatn nya.  Kejadian yang di dalam nya  dimana dia harus rela mengubur jari manis nya yang terkena ranting pohon mangga yang tiba tiba jatuh menimpa tanganya Zahra datang lagi ke panorama untuk yang  kedua kalinya setelah satu setengah tahun yang lalu di tempat itu diia bertemu dengan seorang laki laki yang bernama faizal yang telah menyakiti hatinya Faisal  mengikrarkan janji setia di tempat itu.tapi yang di dapat hanya luka belakameskipun wktu itu usia Zahra baru 13 tahun tapi dia sudah mengenal namanya cinta dan perihnya sakit hati.dan kali ini Zahra ke panorama ntuk ke tiga kalinya dengan pasrah.sahabat yang dia sayangi meminta untuk menemani nya dan dia tidak mungkin menolak ajakan sahabatnya itu.menurut Zahra pertemuan nya dengan Attar hari ini adalah kebetulan saja puncak panorama sebenarnya tidaklah terlalu jauh hanya 300 meter jika di kur dari masjid raya babussalam tetapi bila di tempuh dengan kaki lembut Zahra akan terasa lama sekali akhirnya setelah menempuh perjalanan kira kira setengah jam mereka berdua sampai juga di tempat tujuan setelah tibalah Attar di situ Zahra kaget mengapa Fauzan Attar ada di sini setelah itu Attar mengajak Zahra dan Aisyah  duduk di kursi panjang yang  ada di taman kecil suasana di panorama tampak sepi tapi kalau hari libur  ramai orang berkunjung beberapa saat kekmudian Aisyah  minta pamit untuk ke toilet Zahra ingin ikut Aisyah  tapi Aisyah  membujuk Zahra untuk tidak usah ikut Aisyah  tw kalau dia harus memberikan kesempatan kepada Attar untuk berbicara berdua dengan Zahra dan itulah tujuan mengapa Aisyah  mengajak Zahra ke panorama setelah kepergian Aisyah  Fauzan Attar dan Zahra saling berdiam diri akhirnya Attar memulai pembicaraan dengan Zahra Attar mengtakan bahwa dirinya lah yang meminta Aisyah  untuk mengajak Zahra ke tempat ini Attar juga mengatakan bahwa beberpa tahun yang lalu dia telah membuat jari tangan Zahra buntung dan cacat tutur Attar dengan panjang lebar setelah selesai Attar meminta maaf  atas kejadian tempo dulu dan Zahra pun mau memaaf kan Attar beberapa saat lamanya akhirnya Aisyah  muncul  dan beberapa saat di tempat itu, mereka bertiga pun pulang ke rumah masing-masing.***

Sebelum pulang ke rumah Zahra mampir ke sebuah pasar kecil yang tidak jauh dari rumahnya. Baru saja beberapa langkah melewati gerbang pasar tiba-tiba turun hujan, akhirnya Zahra berlari untuk mencari tempat berteduh. Tapi karena terburu-buru Zahra menabrak seorang wanita yang membawa belanjaan banyak. Dengan rasa bersalah Zahra akhirnya meminta maaf dan membantu wanita itu berdiri dan mengambila belanjaannya. Tapi wanita itu malah menghina Zahra dengan kata-kata kotor, mendengar itu betapa sakitnya hati Zahra. Zahra tetap meminta maaf kepada wanita itu, setelah kejadian itu Zahra pulang dengan membawa kesialan dan pakain yang basah kuyup. Tidak jauh dari sekolah Zahra ada sebuah taman, orang-orang sekitar menyebutnya taman kota. Setiap Rabu sehabis pulang sekolah Zahra selalu menyempatkan diri untu ke taman itu. Dan hari ini Zahra ke taman kota dan di tempat itu Attar mengutarakan isi hatinya kepada Zahra dan akhirnya Zahra menjawab cinta Attar yang akan membawa hatinya terbang ke tanah Mesir nan jauh. Hari berganti hari begitu cepatnya. Hubungan Attar dan Zahra sudah berjalan hampir tiga bulan lebih dan semakin akrab. Hari ini merupakan hari Minggu terakhir sebelum keberangkatan Attar ke Mesir. Dan hari ini Aisyah  mengajak Zahra untuk jalan-jalan ke pemandian alam ompo bersama Attar dan Malik kakak Aisyah. Sesampai di sana Zahra menanyakan kapan Attar berangkat ke Mesir, Attar mengatakan bahwa dia akan berangkat ke Mesir pertengahan Oktober nanti. Attar akan tinggal di Kairo selama empat tahun demi mendapatkan gelar LC. Zahra akan bangga bila punya pacar yang bergelar LC. Setelah pusa bermain di pemandian itu mereka semua pulang. Tetapi Attar tidak langsung pulang tetapi dia mengantarkan Zahra pulang ke rumahnya dan sekalian berkenalan dengan kedua orang tua Zahra setelah tiba di rumah Attar berbincang-bincang dengan Mallawang dan Nafisah. Singkat cerita akhirnya Attar mendapat restu dari orang tua Zahra. Setelah kejadian itu berbungalah hati Zahra. ***

Akhirnya pagi yang tidak diharapkan Zahra dan Attar tiba juga, tepatnya tanggal 20 Oktober 1995. Attar meninggalkan tanah soppeng menuju Ujung Pandang dan ke esokan harinya berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan Bahasa Arab dan langsung terbang ke Kairo. Melalui Depag, maka dari itu ia berangkat lebih awal.
Desember 1995, dua bulan sudah Attar di Mesir kabar terakhir yang Zahra dapat adalah sewaktu Attar hendak memasuki Airport Cengkareng sebelum berangkat ke Kairo. Dan dua bulan lebih Zahra berada di bawah bibir kerinduan. Dan di Jakarta sebelum Attar ke Kairo ia terlebih dahulu mengikuti pelatihan Bahasa Arab, sesampai di sana Malik mengatakan bahwa nama Attar telah di coret oleh Depag dari peserta rombongan. Betapa sedihnya hati Attar mendengar itu, dia tidak tahu harus berbuat apa, ia tidak mungkin kembali ke tanah Soppeng dengan tangan hampa, penduduk soppeng telah menaruh harapan di pundak Attar agar Attar bisa lulus di Universitas Al Azhar Kairo dan mendapat gelar LC, keesokan harinya Malik punya cara agar mereka bisa pergi Ke Kairo menggunakan Visatour, mereka harus berbohong dengan kedutaan, sebenarnya mereka bertujuan untuk belajar bukan untuk jalan-jalan. Hari yang dinanti pun tiba tepatnya di hari Pahlawan Nasional. Attar dan Malik tinggal di KKS (Kairo) yang diurusi oleh Sulaiman. Tetapi selama di sana ternyata Sulaiman telah menyalahgunakan kepercayaan Attar dan Malik. ***
 Tahun 1994, 4 tahun sudah Attar di Kairo dan sekarang Zahra pujaan hatinya telah menjadi gadis yang cantik dan tambah dewasa, kini Zahra kuliah di salah satu Universitas di Makasar. Suatu hari ketika Zahra duduk-duduk di sebuah taman tiba-tiba Aisyah datang dan mengagetkan Zahra yang sedang termenung. Aisyah memang berbeda fakultas dengan Zahra, Aisyah mengatakan bahwa tadi ibunya Zahra telpon ke nomor Aisyah, maklum waktu itu Zahra belum mempunyai hp jadi kalau keluarga yang ada di Sopeng ingin tahu keadaan Zahra harus hubungi Aisyah. Beberapa saat kemudian ibu Zahra telpon, Nafisah mengabarkan agar Zahra besok pagi pulang ke Soppeng. Mendengar kabar itu Zahra cemas apakah di rumah ada yang sakit? Pikir Zahra saat itu tanpa pikir panjang Zahra pulang malam itu juga di dampingi Aisyah. Sesampai di Soppeng Zahra dan Aisyah  tidak berdaya karena perjalanan semalam, keesokan harinya Zahra menceritakan penyebab utamanya yang membuat mereka tidak berdaya kepada Malawang dan Nafisah. ***

Kota Watansoppeng sedang cerah, awan tampak putih bersih menghiasi angkasa. Di siang hari ada sebuah mobil angkot berhenti di perempatan jalan menuju rumah Zahra, sesampai di  depan rumah Zahra lelaki  yang turun dari angkot tadi mengucap salam tapi  yang keluar dari dalam rumah bukan Zahra tetapi Nafisah, ibunya. Lalu ibu Zahra menyuruh pemuda itu masuk dan mempersilahkan duduk. Nafisah masuk ke dalam, dia menyuruh Zahra untuk mengantarkan teh untuk pemuda itu. Ternyata pemuda yang ada di ruang tamu itu adalah Fauzan Attar kekasih hati Zahra. Zahra terkejut sekali hampir-hampir nampan yang di bawanya terjatuh, tapi Attar langsung menangkapnya. Setelah mereka duduk Zahra dan Attar bercerita, dan semakin jauh dan akrab. Setelah seharian di rumah Zahra, Attar meminta untuk undur diri pulang ke rumah. Malam harinya Zahra mendapat telepon dari Attar bahwa besok Attar akan mengajak Zahra untuk datang ke rumahnya menemui keluarganya. Keesokan harinya kira-kira pukul 4 sore, Zahra  pergi ke rumah Attar di temani Aisyah. Sesampai di rumah Attar, Zahra dan Aisyah masuk ke rumah Attar kemudian mereka duduk di depan ke dua orang tua Attar. Mereka mengobrol dan bercerita dengan hangat. Ibu Attar mengatakan bahwa sejak kecil bahwa sejak kecil Attar tantenya dan semua kebutuhan hidup Attar di tangguny tantenya itu. Ibu Attar juga bilang bahwa keberangkatan ke Kairo itu di biayai tantenya, mendengar itu Zahra kaget bukankah selama ini seluruh keberangkatan Attar di tanggung Depag, akhirnya Attar menceritakan semua kejadian yang dialaminya selama di Jakarta dan di Kairo bersama Malik. Mendengar itu Zahra tidak bisa membendung air matanya. Mereka terus bercerita dan sepertinya ibu Attar tidak keberatan kalau Zahra jadi menantunya meski dia tahu kalau tangan Zahra cacat. ***

Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama karena tantenya Attar datang ke rumah, Attar memang sengaja memanggil untuk memperlihatkan dan memperkenalkan Zahra kepada tantenya. Bagaimanapun Attar tidak mungkin menikahi Zahra tanpa sepengetahuan tantenya. Setelah memperhatikan Zahra dari atas sampai bawah, dengan sinis tante Attar yang bernama Ratna mengata-ngatai Zahra dengan kotor dan pedas mendengar itu Zahra bagai di sambar petir dan ternyata tante Attar adalah wanita yang ditabrak Zahra 4 tahun silam setelah pulang dari panorama, Attar yang ada di tempat tidak bisa berbuat apa-apa. Attar tidak bisa membantu Zahra. Karena sudah tidak tahan akhirnya Zahra langsung berlari ke luar rumah Attar dengan hati hancur lebur. Aisyah segera bangkit dan mengejar Zahra dia takut terjadi apa-apa dengan sahabatnya itu. Zahra sudah sakit hati dan dia terus berleari  seperti dikejar setan. Tiba-tiba di tengah jalan angin bertiup kencang, Zahra terus berlari tanpa memperdulikan Aisyah yang mengejarnya dari belakang. Tiba-tiba petir menyambar dengan kerasnya, Zahra kaget dan langsung terjatuh. Aisyah segera lari dan memeluk Zahra. Empat tahun sudah Zahra menyimpan harapan yang begitu besar kepada Attar tetapi sekarang hancur hanya dalam beberapa menit saja. Dengan menumpang angkot Aisyah membawa pulang Zahra ke rumah, selama perjalanan Aisyah terus menghibur Zahra. Sesamapi di rumah betapa terkejutnya orang tua Zahra melihat anak mereka satu-satunya seperti itu. Setelah membawa Zahra ke kamar Aisyah menceritakan semua kejadian yang terjadi ketika di rumah Attar. Nafisah tidak menyangka bahwa keluarga Attar yang agamis itu tega melakukan perbuatan seperti itu. Tiga hari tiga malam Zahra tidak meninggalkan kamarnya. Pandangan matanya kosong dan tubuhnya kurus karena tidak mau makan. ***

Sudah setengah bulan Zahra tidak mengikuti perkuliahan, namun selama itu juga penderitaan hatinya tidak kunjung dapat di sembuhkan. Aisyah yang sempat pulang ke Makasar untuk menyelesaikan tugas-tugasnya hari itu datang lagi. Sesampai di rumah Zahra, Aisyah langsung ke rumah Zahra untuk mengetahui keadaan Zahra waktu itu. Zahra meminta Aisyah untuk mengantarkan jalan-jalan keluar. Setelah lelah mereka kembali pulang. Sebenarnya kedatangan Aisyah kerumah Zahra adalah mengantarkan amanat dari Attar. Tapi surat itu diserahkan keesokkan harinya.
Setelah mendapat surat itu kemudian Zahra membacanya setelah beberapa saat membaca, Zahra tiba-tiba menjatuhkan diri ke lantai dengan air mata mengalir di pelupuk matanya. Setelah kejadian itu Zahra tidak pulih lagi. Berhari-hari berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan keadaan Zahra seperti mayat hidup, semakin hari jiwanya semakin rapuh demikian juga tubuhnya, sedikit saja dia terkena angin langsung terserang penyakit. Keadaan itu berlangsung cukup lama. Bangku kuliah sudah ia tinggalkan dan cita-citanya pun telah sirna. Suatu malam Zahra mendengar pembicaraan antara ayah dan ibunya. Ternyata ibunya punya rencana untuk berhaji tahun ini, mendengar itu Zahra meneteskan air mata. Betapa ia ingin ke tanah suci. Keesokan harinya Zahra meminta izin agar bisa ikut berhaji, awalnya Nafisah menolak karena sudah tidak punya biaya lagi, tapi Zahra berkata bahwa dia ada uang 20 juta dari royalti tulisannya. Nafisah kaget bercampur gembira. Dua hari kemudian mereka pergi ke Bank untuk menyetor ongkos naik haji, sejak saat itu Zahra semakin aktif dalam beribadah pada Allah SWT. ***

Hari yang dinantikan tiba, begitu mendarat di bandara King Abdul Jeddah mereka bergabung dengan rombongan kloter 2 30 UPG, langsung dibawa ke Madinatul Hujjaj. Dari Madinatul Hujjaj mereka melakukan ritual pertama pelaksanaan haji yaitu mandi dan sholat ihram. Selanjutnya mereka berangkat ke Mekkah setelah 4 jam di sana. Pondokan mereka sudah di tentukan di daerah Misfalah  Maktab 75. kemudian mereka memutari Masjidil Haram ke arah kanan dan mencari pintu utama masjid yang ingin mereka masuki. Rombongan mereka ada 10 orang, masing-masing orang mempunyai tanda khusus yaitu peniti yang dilekatkan pada mukena bagian  atas. Jika mereka terpisah akan lebih mudah untuk ditemukan. Zahra tiba-tiba tersungkur bersujud ketika pertama kali melihat Baitullah. Zahra kemudian tawaf, ketika melewati rukun Yamani dia singgah sejenak dan diusapnya sudut mulia itu sambil berdoa dan begitu sampai di hajar aswad lalu dia melambaikan tangan seraya mencium dari jauh setelah 7 kali putaran, ia melaksanakan sholat sunnah tawaf dan minum air zam-zam. Ketika di Mekkah Malik datang untuk menemui Zahra dan memberikan wasiat dari Attar. Malik juga mengatakan bahwa sekarang Attar pergi jauh untuk berjihad di jalan Allah. Setelah menerima dan membaca wasiat Attar. Tiba-tiba Zahra menangis. Tiga hari menjelang wukuf, semua calon jemaah haji sudah berkumpul di padang arofah. Sehari sebelum ke arofah Zahra di serang demam tinggi namun keadaan itu tidak membuatnya patah arang. Ketika berangkat ke Mudhalifah dan mina penyakit Zahra belum turun, akhirnya Aisyah menggantikan Zahra dan ibunya untuk melontar jumroh. Esok harinya subuh pada hari tanggal 13 Dzulhijah, penyakit Zahra semakin parah, bahkan ia tidak sanggup lagi mengankat kepalanya. Dalam keadaan seperti itu Zahra masih bisa mengingat keluar di Soppeng. Dan akhirnya Zahra menghembuskan nafas terakhirnya dengan wajah berseri dengan bibir manis hendak tersenyum di atas pangkuan ibunya. Pada hari terakhir yaumun Nahr 13 Dzulhijah tahun 2000 M. ruh Zahra terbang menuju Allah SWT dengan meniti di titian Nabi pada usia mendekati 20 tahun.


Sekian

Samarinda, 27 April 2008
H. Mahmud Masykur AR. Said, LC.

                                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar